nasional

Cara SMK Taruna Bhakti Dorong Siswa Berkarya, Inovasinya Tak Terbendung, Giliran Aplikasi Game Unjuk Gigi : Habis

Jumat, 27 Desember 2024 | 19:37 WIB
Siswa SMK Taruna Bhakti menunjukan cara aplikasi kasir dan game yang mereka buat, pada acara Depok Media Art Summit 2024, di Bumi Wiyata, Sabtu (7/12). (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-SMK Taruna Bhakti terus mendorong kreativitas dan inovasi siswa-siswanya untuk berkarya di berbagai bidang teknologi. Salah satu contoh prestasi yang membanggakan adalah kemampuan siswa-siswanya dalam mengembangkan aplikasi kasir yang sangat bermanfaat bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta game 2D dan 3D yang semakin memperkaya keterampilan mereka.

Laporan : Agnesya Wianda

Salah satu ruang kelas berjejer komputer di setiap meja. Siswa duduk di depan layar komputer tersebut, tampak fokus dan antusias. Suara ketikan dari keyboard terdengar berirama enambah kesan produktif dalam ruang kelas yang dipenuhi dengan perangkat teknologi modern.

Baca Juga: 5.800 Lampu Jalan di Kota Depok Dilakukan Perawatan

Kelas itu mempelajari pengembangan perangkat lunak dan game, dengan membuat aplikasi. Beberapa aplikasi berhasil diciptakan siswa siswi SMK Taruna Bhakti. Salah satunya aplikasi kasir. Namun tidak hanya aplikasi tersbut saja yang dapat mereka buat. Siswa siswa juga berhasil menciptakan game 2D dan 3D.

Game edukasi 2D yang siswa siswi buat tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan.

"Game edukasi itu penting karena bisa membuat belajar jadi lebih menyenangkan. Kami menggunakan Unity untuk pengembangan game ini. Siswa bisa belajar sambil bermain," jelas  Miranda, Kepala Program PPLG SMK Taruna Bhakti.

Baca Juga: Bosen ke Puncak? Coba Habiskan Liburan Tahun Baru di Tempat Camping Anti Macet dengan Curug Air Biru Ini!

Tidak hanya game edukasi, para siswa juga berhasil mengembangkan game 3D bertema horor yang lebih ditujukan untuk hiburan. Meskipun game ini tidak memiliki unsur edukasi, pengembangan game 3D horor itu memiliki tantangan yang jauh lebih besar.

"Proses pembuatan game ini memakan waktu sekitar tiga bulan. Kami menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal animasi dan kekurangan aset 3D. Mereka terpaksa mencari aset 3D di Unity Store, karena keterbatasan dalam kemampuan modeling," kata Miranda

Di tengah proses yang menantang ini, para siswa belajar banyak tentang pengembangan perangkat lunak, pemrograman, dan desain grafis. Keberhasilan mereka dalam menciptakan aplikasi dan game tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga semangat inovasi yang mereka bawa.

Baca Juga: Ada yang Baru di D’LAS Serang! Tersedia Glamping Tenda Estetik untuk Menyambut Tahun Baru

"Mereka punya banyak cita-cita besar. Ada yang ingin jadi software engineer, pengembang game, dan lainnya. Kami ingin mereka bisa menghasilkan karya yang bermanfaat, misalnya game yang bisa menyelesaikan masalah atau memberikan manfaat bagi orang banyak," ujar Miranda.

Selain itu, SMK Taruna Bhakti juga telah meraih prestasi membanggakan dalam pembuatan aplikasi kasir, yang meraih juara 2 se-Kota Depok.

"Kami berharap aplikasi ini bisa diuji coba di lapangan, dan jika sudah layak, semoga bisa dipasarkan dan digunakan oleh lebih banyak UMKM," harap Miranda.***

Tags

Terkini