nasional

Tanggapi Curhatan Dosen Soal Kebijakan 50 Siswa Per Kelas, Dedi Mulyadi: Bukan Forumnya

Selasa, 29 Juli 2025 | 19:31 WIB
Tanggapan Kang Dedi Mulyadi terhadap curhatan dosen tentang kebijakannya (Instagram/@dedimulyadi71)

RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi sebuah cuplikan video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, pada 29 Juli 2025.

Dalam video tersebut, seorang wanita bernama Ibu Popon Sumarni menyampaikan keluh kesah terkait kebijakan pendidikan SMA di Jawa Barat, khususnya mengenai jumlah siswa dalam satu kelas yang mencapai 50 orang.

Dalam video, Ibu Popon mengungkapkan kekhawatiran terkait efektivitas pembelajaran dengan jumlah siswa yang begitu banyak.

Berbagai macam persoalan tuh numpuk. Ini harus ditambah 50 anak, rek kumaha ngajarna (bagaimana cara ngajarnya)? Guru-guru juga ada keterbatasan, apalagi tuntunan masuk jauh lebih pagi.” Ucar Ibu Popon.

Baca Juga: Kanwil DJP Jabar III Jaga Stabilitas Penerimaan Pajak di Tengah Gejolak Ekonomi

Sekarang guru harus mendidik anak lebih giat, lebih pagi, sedangkan anak sendiri tidak terurus,” sambunya dalam cuplikan tersebut.

Ungkapan tersebut menggambarkan keresahan sebagian tenaga pendidik terhadap beban kerja dan tantangan dalam mendidik siswa dengan jumlah yang cukup besar per kelas.

Menanggapi hal tersebut, Kang Dedi Mulyadi mengapresiasi kepedulian Ibu Popon terhadap dunia pendidikan, namun ia menekankan pentingnya menyampaikan aspirasi di forum yang tepat.

Baca Juga: Chanda Coffee Depok Hadirkan Coffee Shop dengan Suasana Homey Serasa Ngopi di Rumah Temen!

Buat Ibu Popon Sumarni, saya ucapkan terima kasih atas curhatnya. Saya sangat kagum terhadap Ibu yang begitu mencintai pendidikan,” kata Dedi.

Namun, ia juga menambahkan bahwa, berdasarkan pengetahuannya, Ibu Popon adalah seorang dosen, bukan guru SMA.

Setelah saya menganalisis wajah Ibu, ternyata seingat saya dan sepengetahuan saya, Ibu adalah seorang dosen, bukan seorang guru SMA.” Ujar Dedi

Untuk itu, semoga Ibu nanti menyampaikan aspirasinya dalam forum yang sesuai, sebagai pengamat atau praktisi pendidikan, dalam bentuk narasi ilmiah yang disampaikan di forum ilmiah, bukan dalam forum curhat di depan anggota DPRD,” lanjutnya.

Baca Juga: Gak Bakal Kecewa! Sensasi Staycation Unik dengan Menginap di Suasana Gua Estetik di Bandung

Halaman:

Tags

Terkini