nasional

Kepemimpinanya Dianggap Radikal, Ini Jawaban Tegas Dedi Mulyadi!

Selasa, 5 Agustus 2025 | 18:39 WIB
Jawaban Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat ketika ditanya tentang gaya kepemimpinannya (Tangkapan layar Youtube Deddy Corbuzier)

RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjadi tamu dalam podcast populer milik Deddy Corbuzier yang diupload pada Senin, 4 Agustus 2025.

Dalam perbincangan tersebut, Dedi Mulyadi menjelaskan berbagai kebijakan serta pendekatan kepemimpinan yang ia terapkan selama menjabat, termasuk soal tudingan publik terhadap gaya kepemimpinannya yang dianggap “radikal”.

Salah satu pernyataan menarik dari Dedi Mulyadi adalah tentang filosofi kepemimpinannya. Ia menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak perlu berusaha untuk disukai semua orang.

Memimpin itu bukan untuk disukai atau tidak disukai. Memimpin itu meletakkan kerangka dasar tentang visi kepemimpinan yang kita miliki.” tegas Dedi.

Baca Juga: UI Gelar Klinik Pembelajaran Kimia, Puluhan Guru SMA Depok-Bogor Antusias Tingkatkan Kompetensi!

Sehingga pemimpin itu bukan follower, tapi trendsetter. Karena trendsetter, maka seluruh tindakan dan kebijakannya itu harus bisa mempengaruhi publik,” lanjutnya.

Menurutnya, kepemimpinan bukan sekadar mengikuti arus, tetapi menciptakan arah dan perubahan, meskipun perubahan itu berisiko menimbulkan penolakan di awal.

Ia mencontohkan kebijakan barak militer untuk pembinaan remaja nakal dan larangan study tour yang sebelumnya sempat menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Jawa Barat.

Dedi juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi masyarakat di era digital saat ini.

Baca Juga: Honda Scoopy Bogor OCTOPUS Rayakan 15th Anniversary

Menurutnya, masyarakat kini berada dalam posisi sebagai objek eksploitasi oleh berbagai kepentingan baik ekonomi, sosial, maupun politik yang berkembang lewat teknologi dan media sosial.

Era digital dan sosial media ini mempengaruhi pola pikir dan politik. Karena itu, saya dari awal nol bermedia sosial itu saya ingin media sosial mengajarkan orang untuk membangun paradigm baru.” ujar Dedi.

Tentang arah kehidupan para kehidupan walaupun arah kehidupan yang searah kan adalah mengembalikan kembali masa lalu menjadi masa depan dengan pola pendekatan teknologi.” lanjutnya

Dedi menekankan bahwa penggunaan media sosial seharusnya bukan hanya untuk hiburan, tetapi menjadi ruang edukatif yang bisa mempengaruhi cara berpikir dan cara hidup masyarakat.

Halaman:

Tags

Terkini