nasional

Rancangan APBN 2026 akan Defisit Sebesar 2,68 Persen, Menkeu Purbaya: Masih Fleksibel Terhadap Guncangan

Selasa, 23 September 2025 | 16:05 WIB
Penyampaian APBN oleh Menteri Keuangan RI Purbaya Yudha Sadewa dalam Rapat Paripurna DPR RI (Tangkapan layar Youtube DPR RI)

RADARDEPOK.COM - Dalam Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa, 23 September 2025, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, memaparkan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026.

Dalam penyampaiannya, Menkeu menegaskan bahwa APBN 2026 diproyeksikan mengalami defisit sebesar 2,68 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Purbaya, belanja negara pada 2026 direncanakan mencapai Rp3.842,7 triliun.

Baca Juga: Catat! Khusus di Tanggal Ini Bisa Makan Sepuasnya Buah Lengkeng di Kebun Buah Alam Segar Bandung, Intip Harga Tiket Masuknya!

Dari jumlah tersebut, sekitar Rp693 triliun dialokasikan untuk transfer ke daerah. Anggaran ini diharapkan dapat mendukung pemerataan kesejahteraan masyarakat, memperkuat pelayanan publik, serta menggairahkan perekonomian di tingkat lokal.

Belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah merupakan suatu kesatuan yang utuh untuk mendukung agenda pembangunan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat,” jelas Purbaya.

Sementara itu, pendapatan negara tahun 2026 diproyeksikan sebesar Rp3.153,6 triliun. Dengan demikian, defisit APBN 2026 diperkirakan mencapai Rp689,1 triliun atau setara 2,68% dari PDB.

Baca Juga: Makanan Bergizi Gratis Akan di Alihkan ke Bansos Beras? Ini Kata Menkeu Purbaya

Defisit ini, menurut Menkeu, masih dalam batas yang aman dan dirancang agar tetap fleksibel.

Pemerintah menekankan bahwa rancangan fiskal 2026 disusun secara ekspansif namun tetap terukur, sehingga mampu menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan.

Untuk mendukung arah pembangunan, pemerintah menetapkan sejumlah indikator makroekonomi utama dalam APBN 2026, yaitu:

Baca Juga: Angkat Besi Kabupaten Bogor Tambah Satu Emas di Popda 2025

- Pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,4%.

- Inflasi dikendalikan pada kisaran 2,5%.

Halaman:

Tags

Terkini