RADARDEPOK.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menerima kunjungan delegasi dari International Monetary Fund (IMF) pada Rabu, 12 November 2025.
Pertemuan ini menjadi ajang penting untuk membahas perkembangan terbaru perekonomian Indonesia sekaligus mengevaluasi berbagai kebijakan pemerintah yang saat ini ditempuh untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi.
Kunjungan delegasi IMF tersebut menunjukkan kuatnya komitmen kerja sama internasional antara Indonesia dan IMF dalam mendukung terciptanya perekonomian global yang sehat, stabil, dan kondusif.
Dalam beberapa kesempatan, Menkeu Purbaya menyampaikan optimisme bahwa Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 8% di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Hari Bakti Kemenimipas, Lapas Cibinong Gelar Donor Darah
Ia menilai, fondasi ekonomi Indonesia saat ini cukup kuat (resilient) di tengah ketidakpastian global, sehingga menjadi modal penting untuk mendorong pertumbuhan yang lebih agresif di masa depan.
Untuk tahun 2026, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,4%, di mana konsumsi rumah tangga tetap menjadi kontributor paling dominan. Konsumsi masyarakat diperkirakan tumbuh 5,2% seiring terjaganya daya beli dan stabilitas harga kebutuhan pokok.
Optimisme Menkeu Purbaya juga ia sampaikan dalam kuliah umum di Dies Natalis ke-71 Universitas Airlangga pada Senin (10/11).
Dalam paparannya, ia memperkenalkan konsep ekonomi bernama “Sumitronomics”, sebuah filosofi pembangunan ekonomi yang terdiri dari tiga pilar utama.
Mulai dari pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerataan manfaat pembangunan, dan stabilitas nasional yang dinamis.
Menurut Purbaya, ketiga pilar ini merupakan fondasi utama dalam mencapai pertumbuhan ekonomi ideal di kisaran 6–8%.
Menkeu menegaskan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada harmonisasi tiga mesin utama ekonomi, yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan aktifitas sektor swasta.