Baca Juga: Komitmen Dukung Program Asta Cita Presiden, BRI Terima Penghargaan dari IMIPAS
PMI di atas 50 menggambarkan adanya peningkatan output produksi, permintaan baru dari konsumen, serta membaiknya aktivitas industri secara keseluruhan.
Kinerja positif manufaktur ini memberi kontribusi penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata di berbagai sektor.
Purbaya juga menjelaskan bahwa perbaikan ekonomi tidak lepas dari kebijakan fiskal dan moneter yang dijalankan pemerintah.
Pada September 2025, pemerintah menempatkan Rp200 triliun dana di sistem perbankan, kemudian disusul tambahan Rp76 triliun pada bulan berikutnya.
Baca Juga: Cair! 611 KPM di Kabupaten Bogor Menerima Bansos BLTS 900 Ribu
Tujuan kebijakan ini adalah meningkatkan likuiditas di perbankan, menurunkan suku bunga, mendukung penyaluran kredit ke sektor riil, serta memperkuat daya beli dan investasi.
Dengan meningkatnya pasokan uang di perbankan, bank memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga pinjaman sehingga kegiatan ekonomi dapat memperoleh dorongan lebih besar.
Purbaya menegaskan bahwa dukungan politik dari DPR dan restu Presiden sangat berperan penting.
“Dengan dukungan Komisi XI dan restu Bapak Presiden untuk menaruh uang Rp200 triliun dan me-manage keuangan dengan lebih baik, kebijakan itu telah men-trigger pertumbuhan ekonomi dan membalik arah perekonomian kita. Kuncinya adalah menjaga momentum ini agar tidak hilang, sehingga kita bisa menciptakan pertumbuhan yang lebih tinggi lagi,” ujar Menkeu.
Purbaya menutup paparannya dengan penekanan bahwa Indonesia berada pada jalur yang tepat menuju pemulihan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Namun, ia mengingatkan perlunya konsistensi kebijakan agar pencapaian positif saat ini tidak terhenti.
Secara keseluruhan, capaian pertumbuhan 5,04% pada Triwulan III 2025 mencerminkan kemampuan Indonesia dalam menjaga momentum pemulihan.
Dukungan kebijakan fiskal, respons positif masyarakat, serta perbaikan di berbagai sektor industri diharapkan dapat terus memperkuat fondasi ekonomi menuju masa depan yang stabil dan berdaya saing.***