Baca Juga: Lewat Jalur Darat, Bantuan Logistik Sudah Tersalurkan ke Wilayah Terisolir di Aceh Timur
Ia menegaskan bahwa tindakan pembukaan lahan besar-besaran untuk perkebunan sayur serta penebangan pohon teh telah menimbulkan dampak serius.
“Semoga para pelaku yang melakukan kerusakan seluas 160 hektare segera ditahan,” tegasnya.
Dedi juga menyoroti maraknya alih fungsi kawasan resapan menjadi tempat wisata atau bangunan permanen maupun semi permanen.
Selain itu, masih banyak warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah aliran sungai (DAS), sehingga setiap kali debit air meningkat, banjir besar sulit dihindari.
Baca Juga: 22 Penerbangan Bergerak Membawa Bantuan Menuju Wilayah Terdampak yang Masih Terisolir
Ia menilai bahwa penertiban tata ruang dan pengembalian fungsi lahan menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditunda.
Lebih lanjut, Dedi menyampaikan bahwa setelah menyelesaikan penanganan banjir di wilayah Karawang, Bekasi, dan sebagian Bogor, Pemprov Jabar akan fokus melakukan pembenahan besar-besaran di Bandung dan sekitarnya mulai tahun 2026.
Ia mengakui bahwa upaya penataan biasanya memicu protes terutama di musim kemarau, namun perubahan ini tetap harus dilakukan demi penyelesaian masalah banjir secara komprehensif.
Upaya tersebut mencakup normalisasi sungai, pengerukan sedimentasi, perbaikan tata ruang, reboisasi wilayah pegunungan, hingga pembuatan cekungan atau danau buatan yang sebelumnya berubah menjadi kawasan perumahan.
Baca Juga: Pencarian Masih Berlanjut, Korban Bencana Sumatera Bertambah Capai 836 Meninggal Dunia
Dalam akhir videonya, Dedi juga mengungkap sudah mengirimkan bantuan logistik untuk daerah di Jawa Barat yang terkena banjir.
“Seluruh jajaran BPBD Provinsi Jawa Barat sudah siap. Distribusi logistik berjalan dan berbagai kebutuhan masyarakat terus kami suplai. Terima kasih. Hatur nuhun,” tutup Dedi.***