Namun jalur ini masih terbatas untuk kendaraan kecil karena tiga lokasi amblas menyisakan setengah badan jalan.
Sejumlah ruas tercatat mengalami kerusakan paling parah, di antaranya:
- Tarutung–Sibolga: 96 titik kerusakan
- Tarutung–Sipirok: 54 titik terdampak
- Rampa–Poriaha (Mungkur): 12 titik longsor dan amblas, dengan tujuh di antaranya merupakan longsor besar yang memutus total akses jalan.
Secara keseluruhan terdapat 31 titik jalan putus, terdiri dari 27 titik badan jalan dan 4 titik jembatan. Saat ini, 10 titik badan jalan dan 3 jembatan telah berhasil dipulihkan.
Pada ruas Tarutung–Sipirok, penanganan sudah mencapai 50 dari 54 titik. Satu titik jalan putus di STA 10+125 sedang disiapkan badan jalan sementaranya.
Sementara itu, lokasi STA 08+200 di Desa Pengkolan sudah kembali dapat dilalui, meskipun pemadatan jalan masih terganggu oleh cuaca yang tidak mendukung.
Untuk ruas Tarutung–Sibolga, 78 dari 96 titik berhasil ditangani. Namun masih ada longsoran besar sepanjang 100–150 meter yang belum dapat dijangkau alat berat dan diperkirakan jumlah titik kerusakan dapat bertambah seiring akses semakin terbuka.
Untuk mempercepat proses pemulihan, pemerintah telah mengerahkan 106 unit alat berat, mulai dari excavator, loader, backhoe loader, dozer, motor grader, vibro roller, dump truck, hingga flat bed truck.
Kebutuhan bahan bakar juga telah terpenuhi untuk operasi satu hari ke depan dengan suplai mencapai 10.600 liter, dan distribusi tambahan akan dilakukan bertahap.
Meski begitu, sejumlah material darurat masih sangat dibutuhkan, terutama geobag, jembatan bailey, dan aramco (pelindung tebing dan penahan tanah).