RADARDEPOK.COM, JAKARTA – Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dianjurkan melaksanakan puasa serta memperbanyak ibadah, dan berbagai amalan kebaikan.
Melaksanakan sejumlah amalan kebaikan pada periode ini sangat dicintai oleh Allah SWT.
Terdapat dua hari pelaksanaan puasa yang pahalanya luar biasa apabila dikerjakan tulus dan ikhlas semata-mata mengharapkan ridha Allah.
Baca Juga: Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Berikut Ini Bacaan Niatnya
Yaitu puasa Tarwiyyah (8 Dzulhijjah) dan puasa Arafah (9 Dzulhijjah).
Melaksanakan ibadah puasa Tarwiyah, akan dihapus dosa selama satu tahun. Dinamai Tarwiyah atau perenungan karena pada tanggal ini terdapat sejumlah peristiwa penting.
Dilansir dari NU Online, Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam salah satu kitab masterpiece-nya, Mafâtîhul Ghaib, mengatakan, dinamai Tarwiyah pada hari kedelapan bulan Dzulhijah yang mempunyai makna berpikir atau merenung.
Baca Juga: Pemkot Bekasi Edukasi Penanganan Hewan Kurban, Persiapan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah
Hari tersebut identik dengan keadaan berpikir dan merenung akan peristiwa yang masih dipenuhi keraguan.
Pada hari Tarwiyah atau 8 Dzulhijjah, Nabi Adam merenung usai diperintah untuk membangun ka'bah guna mengusir rasa sedihnya usai diturunkan dari surga ke dunia.
Pada malam Tarwiyah atau 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi saat sedang tidur. Dia seolah diminta untuk menyembelih anaknya.
Baca Juga: Resmi, Libur Hari Raya Idul Adha 1444 H jadi 3 Hari, 28 hingga 30 Juni 2023
Keesokan harinya, dia berpikir apakah mimpi itu dari Allah atau dari setan. Baru pada malam Arafah mimpi itu datang lagi.
Nabi Ibrahim pun tahu dan yakin kalau mimpi itu datangnya dari Tuhan.
Selain itu, pada hari Tarwiyah, para jamaah haji keluar dari Makkah menuju Mina. Mereka berpikir tentang doa-doa yang akan mereka panjatkan pada keeseokan harinya di hari Arafah.