RADARDEPOK.COM, CIANJUR – Polda Metro Jaya mendampingi dua Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang merupakan korban Wowon Cs datang ke Polres Cianjur, Selasa (31/1) pukul 22.00 WIB.
Mereka adalah Neng Hana Fatiningrum (35) asal Bekasi dan Aslem (40) asal Karawang, melaporkan kerugian akibat dari penipuan yang dilakukan oleh algojo pembunuh berantai itu.
Pada Selasa (31/1) malam itu, Hana tiba lebih dahulu. Dari penuturannya, ia ditawarkan investasi yang bisa dilipat gandakan dari mulai uang hingga bangunan dan tanah. Bahkan, apa yang diinginkan bisa terwujud.
"Kurang lebih Rp100 juta saya transferkan ke dia secara bertahap, sejak tahun 2018 hingga 2021," ucap Hana.
Perempuan yang merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW Arab Saudi itu, sempat menaruh curiga ketika belum terlihat hasil. Hanya saja, setiap menanyakan, selalu berkata akan ada hasil setelah pulang dari luar negeri.
Ia mengenal Wowon, dari Almarhumah Siti Fatimah, yang meninggal dunia di tangan Wowon Cs.
Hana pun curiga ketika tidak ada kabar dari Siti Fatimah, dan mengkonfirmasi kepada Wowon dan Dede. Namun kembali tak ada jawaban yang memuaskan.
"Tidak ada jawaban yang memuaskan, setiap saya menanyakan hal tersebut, dari Wowon dan Dede," tuturnya.
Bahkan, Hana sering mendapatkan ancaman dari Wowon. Jika Hana berbicara kepada siapapun, akan celaka. Hal tersebut berulang setiap mencoba berkomunikasi kepada Wowon.
Wowon Cs pun meminta Hana untuk datang ke Cianjur pada tanggal 28-29 Desember 2022, namun ia tidak datang. Selain itu, terdapat grup di dunia maya yang berisikan sembilan orang.
"Pernah disuruh datang ke Cianjur tanggal 28-29 Desember 2022, kalau saya datang, enggak tahu bagaimana keselamatan saya. Semua kontakan di grup Facebook yang berisikan sembilan orang, satu orang yang belum ada kabar yakni Neneu," jelasnya.
"Yang curiga itu ibu saya, sehingga saya enggak ke Cianjur," sambung Hana.
Aslem (40) koban asal Karawang, turut menjadi korban yang sama. PMI yang mengais rezeki di Dubai ini, mengalami kerugian hingga Rp218 juta. Uang yang dikirim setiap bulan sejak tahun 2016-2022 tersebut, harus ia perjuangkan kembali.
"Total Rp218 juta sejak tahun 2016-2022. Saya mengetahui dari Yeni di Dubai, karena sama-sama PMI. Yeni itu nanya-nanya dan menawarkan mau menabung apa tidak di kakek saya dengan iming-iming bisa mendapatkan hasil yang besar," tuturnya.
Bahkan, ia pernah berjumpa dengan Duloh di rumah kontrakan. Namun hanya berbincang biasa saja mengenai hasil investasi tersebut.