Perempuan, lanjut dia, masih kesulitan untuk bersaing dengan politikus laki-laki yang sudah memiliki basis dukungan dan jaringan politik yang kuat. Selain itu, budaya patriarki yang masih kuat juga menjadi hambatan bagi perempuan untuk maju sebagai kepala daerah.
“Perempuan dalam berpolitik belum dapat tempat layak. Mereka belum dipandang sejajar dengan lelaki,” lanjut dia.Namun, kata Efriza, ada satu faktor yang mungkin dapat membantu perempuan untuk berhasil menduduki kursi kepala daerah, umumnya karena politik dinasti.
“Kalau bukan dinasty saya rasa perempuan sulit untuk menembus kursi kepala daerah,” tegas dia.
Terdapat beberapa contoh di Indonesia perempuan yang berhasil menjabat sebagai kepala daerah karena berasal dari keluarga politik yang kuat. Namun, hal ini menimbulkan polemik karena dapat menutup ruang kandidat yang lebih berkualitas, terlebih jika politik dinasti itu cenderung korup tidak transparan.
Kurangnya kaderisasi perempuan juga menjadi salah satu faktor. Alhasil Perempuan saat ini hanya untuk memenuhi keterwakilan 30 persen yang ada pada Undang Undang 7 Tahun 2017. (arn/mg6)
Artikel Terkait
Imam Budi Hartono Dukung Penuh Pengusaha Depok Dian Nurfarida, Pancoranmas Jangan Lupa Pilih
Berikut Visi, Misi dan Agenda Utama Calon Anggota DPRD Depok Dian Nurfarida yang Pro Masyarakat
Dewan Pakar PKS Depok Halalbihalal, Dian Nurfarida dapat Wejengan Mohammad Idris
Pakai Serba Oranye, Dian Nurfarida Siap Tambah Kursi PKS Depok di Dapil Pancoranmas
Dian Nurfarida Duet Tiktoker Jepang Asahina Dorong Pemuda Depok Produktif