RADARDEPOK.COM – Bagi seorang Yeti Wulandari, sosok Presiden Prabowo Subianto bukan hanya seorang pemimpin. Lebih dari itu, menjadi simbol keteguhan, kesetiaan, dan pengabdian tanpa batas kepada bangsa dan negara.
“Rasa haru dan bangga. Saya teringat perjalanan panjang Bapak (Prabowo Subianto) untuk mendapatkan amanah rakyat Indonesia,” ujar Yeti Wulandari, Selasa (11/11).
Wakil Ketua DPRD Kota Depok dari Fraksi Gerindra ini bertutur, perjalanan politik Prabowo Subianto adalah rekam jejak pantang menyerah. Hati yang teguh.
“Bapak jatuh, bangkit lagi, jatuh, bangkit lagi. Saat itu banyak yang menertawakan, bahkan menghina di layar kaca dan dunia maya,” jelasnya.
Baca Juga: MBG di Depok Berjalan Baik, Wakil Ketua DPRD Yeti Wulandari : 80 SPPG Hadir, Sasar Ribuan Anak
Hinaan itu, kata Yeti, justru semakin mneguatkan tekad Ketua Umum Partai Gerindra itu untuk semakin mengabdi kepada masyarakat. Jalan sabar dan kerja nyata dipilih.
“Beliau dijadikan bahan olok-olokan. Tapi ketika mereka sibuk membangun narasi kebencian, Bapak justru sibuk membangun negara,” tegasnya.
Wakil rakyat Dapil Cimanggis ini mengatakan, Prabowo adalah sosok prajurit sejati yang membalas hinaan bukan dengan kata, melainkan dengan pengabdian.
“Dan hari ini, diam itu telah berubah menjadi bukti,” tegasnya.
Dalam pandangannya, hanya dalam satu tahun kepemimpinan, Prabowo telah menunjukkan hasil nyata yang dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
Mulai dari peningkatan kualitas SDM, penguatan ekonomi nasional melalui pasal 33 UUD 1945, hingga langkah diplomasi yang mengangkat martabat Indonesia di dunia internasional.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Yeti Wulandari Kembali Angkat Sampah di Kali Jantung Depok
“Beliau berjuang tanpa akhir, dan setiap langkahnya adalah bentuk pengabdian kepada bangsa,” tambah Yeti.
Yeti Wulandari juga mengutip pesan mendalam Prabowo dalam Taklimat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra saat kegiatan internal partai di Padepokan Garuda Yaksa, Sabtu (8/11).
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Lebih baik kita dikenang karena membela rakyat, dikenang membawa Indonesia sejahtera, dan dikenang karena memberi makan seluruh anak serta ibu hamil di negeri ini,” tandasnya. ***