politik

Depok Tempo Dulu Sebagai Penguatan Akar Budaya, PKB : Gagasan Kami Ditolak, Nggak Seirama dengan Dewan Lain!

Senin, 8 Desember 2025 | 20:16 WIB
Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Depok, Siswanto. (DOKUMEN PRIBADI)

RADARDEPOK.COM-Penguatan identitas buaya lokal harus dilakukan agar tidak tergerus perubahan zaman serta arus urbanisasi yang membawa beragam kultur. Sehingga perlu dilakukan pelestarian untuk tetap menjadi fondasi etika dan peradaban masyarakat.

Pernyataan ini disampaik Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Depok, Siswanto saat mendampingi Anggota DPRD Jawa Barat, M Faizin dalam porgram ‘Dewan Menyapa Berbasis Kebudayaan’ yang berlangsung di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, beberapa waktu lalu.

“Sebenarnya Fraksi PKB sudah mendorong program pelestarian kebudayaan dan kesenian. Salah satu yang kami usulkan adalah ‘Depok Tempo Dulu’ ke Disporyata saat melakukan rapat dengar pendapat,” jelasnya kepada Radar Depok.

Baca Juga: Bandung Terancam Tenggelam, Dedi Mulyadi Desak Kepala Daerah Pulihkan Ruang Hijau

Namun sayangnya semangat melestarikan kebudayaan tersebut tidak seirama dengan dewan-dewan lain, sehingga anggaran tidak dialokasikan dan tidak bisa terealisasi.

Padahal ditegaskan Siswanto, semangat yang disampaikan Fraksi PKB dalam mengusung konsep Depok Tempo Dulu adalah bentuk nyata untuk melestarikan kebudayaan, serta memberi ruang lebih luas pada pelaku budaya hingga seni di Kota Depok.

“Untungnya masih ada kewarasan Provinsi Jawa Barat yang masih konsisten memperkuat kebudayaan lewat sosialisasi yang terjadwal. Agar ini semakin maksimal, seharusnya Kota Depok memiliki semangat yang sama,” ungkap Sekretaris Komisi D ini.

Baca Juga: FS DKM Jabodetabek Salurkan Donasi Rp15 Juta dan Bantuan Logistik untuk Korban Bencana di Sumatera

Lebih lanjut, Ia menambahkan, tantangan pelestarian budaya di Depok jauh lebih kompleks dibandingkan daerah lain karena karakter Depok sebagai kota urban yang menerima banyak pengaruh budaya dari luar.

Kondisi itu membuat semangat mempertahankan budaya asli kian menipis, kecuali di kalangan warga yang telah lama menjadi penduduk lokal. Meski demikian, ia menegaskan bahwa di mana pun seseorang tinggal, budaya setempat tetap harus dihormati.

“Butuh survei kecil-kecilan untuk mengetahui budaya Depok yang paling menonjol. Esensi budaya adalah menjaga peradaban dan etika masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga: Banyak Sampah Menggenang di Aliran Sungai, Dedi Mulyadi Ajak Para Kepala Daerah di Bandung Kerja Nyata Tangani Penyebab Banjir

Selain itu, Ia mencontohkan tradisi palang pintu hingga penggunaan busana batik sebagai bagian dari adab dan etika masyarakat Depok.

Menurutnya, masyarakat urban juga perlu mengikuti budaya daerah tempat mereka tinggal, sebagaimana wisatawan asing menghormati adat ketika mengunjungi suatu wilayah.

PKB, lanjutnya, akan terus mendorong penguatan anggaran untuk program pelestarian budaya agar tidak ‘seperti rambut yang terputus dari akarnya’.

Halaman:

Tags

Terkini