RADARDEPOK.COM–Peluang Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto memasuki istana kepresidenan semakin lebar. Kedekatanya dengan Presiden ke-7 juga memberikan hasil yang positif untuk melancarkannya menduduki kursi orang nomor 1 Indonesia. Hal tersebut menjadikannya terlihat bukan sosok yang bertentangan dengan Jokowi.
Pilpres 2024 menjadi kali ke empat Prabowo mencalonkan diri sebagai Presiden, hal ini sekaligus menjadi rekor politik pencalonan presiden yang belum satupun dialami para tokoh polik dari manapun dalam sejarah pemilu langsung di Indonesia.
Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Kota Depok, Rienova Serry Donie menilai sudah saatnya ketua umumnya mengambil tongkat komando Indonesia.
“Konsisiten pertambahan jumlah dukungan menunjukan beliau belum pudar. Beliau masih diminati, peluang sangat besar kalu kami lihat dari survey-survey, seperti litbang kompas,” tegas Rienova saat dihubungi wartawan Radar Depok, Senin (12/6).
Sejalan dengan konsistensi pertambahan jumlah dukungan, Rienova melanjutkan, peningkatan yang sama juga terjadi pada partai Gerindra. Selama ketua umumnya bertarung dalam pemilu, selama itu juga terjadi peningkatan suara dukungan pada Gerindra, bahkan partai lain yang bergabung mendukung Prabowo menjadi ikut terangkat.
“Efek pak Prabowo, efek beliaulah yang meningkatkan suara partai Gerindra, mengangkat kader kader partai Gerindra sehingga mejadi anggota dewan. Bahkan ada salah satu partai yang ikut mendukung Prabowo di pilpres sebelumnya mereka jadi ikut naik,” ungkap dia.
Sejauh ini, kata Rienova, hanya partai Gerindra dalam topangan sosok Prabowo yang mampu melalui tiga pemilu dengan konsistensi peningkatan dukungan.
“Kami sudah mengalami tiga kali pilpres, kami bisa melihat eksistensi Prabowo di kota depok khususnya pada 2024, target kami di Gerindra 70% kemenangan Prabowo,” kata dia.
Ajang pemilu 2009 menjadi babak awal pertarungan Prabowo saat menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati dengan julukan ‘Mega-Pro’. Dalam ajang itu pasangan calon tersebut hanya mampu mengumpulkan dukungan (26,79%).
Pilpres 2014, menglami kenaikan sebesar (46,85%). Kala itu Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa melawan Jokowi-Jusuf Kalla. Berulang pada pilpres 2019, kali ini berpasangan dengan Sandiaga uno dan hanya mampu mengumpulkan suara 68 juta lebih.
Dari hal tersebut, Rienova menilai sosok ketua umumnya adalah sang petarung. Kegigihanya itu memperbesar dan kian melengkapi kapasitas diri Prabowo di setiap arena persaingan kepemimpinan politik.
“Itu menjadi ciri khas juga sebagai bangsa Indonesia untuk tidak menyerah, walaupun kalah hal itu membentuk karakter seorang pejuang. Tidak pantang menyerah, buat kami para kader dibawah hal ini menjadi contoh agar jangan pantang menyerah,” tegas Rienova.
Sudah saatnya, lanjut Rienova, masyarakat merindukan pemimpin berlatar belakang militer. Ia melihat masyarakat rindu akan kestabilan.
Baca Juga: Resep Bakwan Sayur Renyah Seharian Warga Depok Harus Coba, Ini dia Bumbu Rahasianya