RADARDEPOK.COM – Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di pemilihan gubernur (pilgub) Jakarta resmi terbentuk. Hal itu ditandai dengan deklarasi pasangan Ridwan Kamil- Suswono di Jakarta kemarin (19/8).
Paslon tersebut didukung mayoritas partai yang ada di DPRD Jakarta. Yakni, Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, PPP, PKB, Nasdem, PSI, dan Perindo. Jika ditotal, kursi yang dikantongi pasangan yang disebut Rawon itu mencapai 91 kursi. Ditambah dukungan Gelora dan Prima.
Dalam pidato politiknya, RK menyebut deklarasi Rawon dalam KIM Plus menjadi simbol rekonsiliasi atau persatuan. Sebab, KIM Plus di Jakarta berisi gabungan partai yang sempat berseberangan di Pilpres 2024. ’’Inilah yang ingin kita tunjukkan,’’ ujarnya.
Baca Juga: Bahlil Berpotensi Jadi Calon Tunggal, Pendaftaran Caketum Golkar Dibuka Hari ini Cuma Enam Jam
Dalam kesempatan itu, RK bersama Suswono juga membeberkan visinya yang dikemas dalam Jakarta Baru.
Visi tersebut merupakan respons atas perubahan status Jakarta yang tidak lagi ibu kota. Dia memastikan akan tetap memperhatikan keberlanjutan. Apa yang baik-baik akan diteruskan. ’’Jika masih kurang, kami akan sempurnakan,’’ imbuhnya.
RK pun angkat bicara soal potensi berkompetisi dengan pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Mantan gubernur Jawa Barat itu tidak mau menyepelekan. ’’Semua yang mendaftar punya ilmu, punya kapasitas yang baik,’’ jelasnya.
Namun, terkait kasus lawannya yang diduga mencatut dukungan KTP warga Jakarta, RK enggan berkomentar.
Sementara itu, pakar kepemiluan Titi Anggraini menyoroti praktik politik di Jakarta yang terindikasi didesain memenangkan paslon tertentu. Dia menilai, partai seolah bekerja dengan logikanya sendiri tanpa memedulikan apa yang jadi kehendak rakyat.
Hal itu merujuk pada pasangan calon yang dianggap lebih kental sebagai keinginan elite. ’’Publik dihadapkan pada dilema karena pencalonan pilkada benar-benar jadi forum eksklusif partai yang tidak merefleksikan aspirasi dan dinamika yang ada di masyarakat,’’ ujarnya.
Baca Juga: M Faizin Minta Segera Aktivasi TPPAS Lulut Nambo dan Legok Nangka untuk Tangani Sampah Kota Depok
Situasi itu, bagi Titi, bisa berdampak pada pragmatisme dan apatisme dari masyarakat. Sebab, pemilih seolah hanya sebagai penonton yang menyaksikan tingkah polah elite semata.
PDIP Soroti KIM Plus
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menilai pembentukan KIM Plus yang mengusung Rawon adalah upaya terakhir untuk membuat PDIP tak bisa mengajukan calon lain di pilgub Jakarta. Sebab, jumlah kursi PDIP di DPRD Jakarta tak memenuhi syarat pengajuan calon sendiri.
Artikel Terkait
Dewan Depok Paribolos, OPD Diwakilkan Bawahan, Pengamat Politik : Berarti Jangan Dipilih Lagi!
Peristiwa Istimewa: Walikota dan Wakil Walikota Depok Dengarkan Pidato Kenegaraan Presiden di HUT ke-79 RI
SMAN 4 Depok Gelar Gebyar Kemerdekaan dan Luncurkan GSS, Imam Budi Hartono: Kolaborasi Warga dengan Sekolah yang Bagus
HUT Ke-79 RI, Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono: Semangat Perjuangan Para Pahlawan Harus Terus Menyala
Walikota Cup Berakhir Pecah, Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono: Berharap Rutin Tiap Tahun Dihelat
Puncak Walikota Cup: Indonesia Merdeka Depok Sejahtera, Enam Motor Disebar
Maarten Paes Siap Main di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ini Asal Usulnya di Indonesia