Senin, 22 Desember 2025

Napak Tilas Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono: Lelah Imam Jadi Lillah

- Kamis, 17 Oktober 2024 | 08:45 WIB
Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono (ANDIKA EKA/RADAR DEPOK)
Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono (ANDIKA EKA/RADAR DEPOK)

Oleh: Fahmi Akbar, Redaktur Pelaksana

RADARDEPOK.COM - Jalan Setia Budi Barat Lima, Jakarta Selatan menjadi saksi orang biasa saja merangkak jadi luar biasa. Di alamat itu Keluarga Sugiman dan Sadati memiliki tujuh orang anak. Dari tujuh bersaudara.

Anak kelima yang paling menonjol. Lahir 8 Agustus 1968, di rumah kontrakan petak. Imam Budi Hartono, dikenal anak yang riang, tidak mau kalah dan selalu menang dalam hal apa pun.

Dalam kesederhanaannya yang terlahir sebagai anak seorang sopir taksi. Imam Budi Hartono sehari hanya makan seadanya bareng saudaranya. Bahkan, sesekali hanya makan pakai garam jika lauk tak ada.

Yang agak lain, Imam Budi Hartono memiliki kegigihan dalam berusaha untuk mengubah hidup. Sebelum masuk SD Muhammadiyah XII, Jakarta Selatan tahun 1975.

Imam Budi Hartono yang gemar membuat lagu. Sudah bisa hafalan hitung-hitungan dan perkalian. Lancarnya berfikir tak terlepas peran Ibu Sadati, yang selalu mengajarkan seluruh ilmu agama hingga pengetahuan umum.

Di lingkungan Setia Budi Lima. Imam Budi Hartono bersama kakak adiknya serta kedua orang tuanya selalu menghabiskan waktu bersama. Tak heran bila diusiannya yang kini sudah 56 tahun masih terkenang semasa kecilnya yang berkesan.

Di Setia Budi Lima. Bukan rumah terakhir Imam Budi Hartono. Dengan ekonomi yang terbatas. Imam Budi Hartono beserta kakak adik dan orang tuanya pindah sampai enam kali. Dari Setia Budi Lima, kemudian pindah ke Setia Budi Barat Tujuh.

Beres lulus dari SD Muhammadiyah XII. Imam Budi Hartono yang dikenal cerdas. Berhasil masuk SMPN 58 Jakarta. Sekolahnya yang tidak jauh dari rumah, membuat Imam Budi Hartono yang kini menjabat Wakil Walikota Depok sering membantu orang tuanya di rumah di Setia Budi Barat Tujuh.

Hari-hari dilaluinya sama dengan orang susah pada umumnya. Imam Budi hartono bersama kakak dan adiknya kerap makan seadanya. Bahkan, sangking sulitnya satu telur dadar dipotong tujuh bagian. Hanya dengan ilmu yang dimiliki, Imam Budi akhirnya bertekad ingin sukses saat muda.

Dua tahun setengah bergelut meniti ilmu di SPMN 58 Jakarta. Lagi-lagi, Imam Budi Hartono membuktikan kalau dia mampu berbuat banyak buat keluarganya. Bapak lima anak ini kembali masuk sekolah negeri: SMAN 3 Jakarta.

Imam Budi Hartono muda terus menggali kebisaannya. Sampai akhirnya ilmu yang di dapat di SMAN 3 Jakarta mengantarkan dia masuk ke Universitas Indonesia (UI) Fakultas Teknik Gas Petrokimia, pada 1987.

Di masa itu Imam Budi Hartono benar-benar dipaksa harus mandiri. Biaya hidup kesehariannya dan bayar kuliah mesti dicari sendiri. Dia hanya bawa badan datang ke Kota Depok.

Mulanya, Imam Budi Hartono menjadi seorang marbot masjid. Hal ini dia lakukan guna dapat mencari tempat tinggal. Beres kuliah di UI, dia habiskan waktu untuk mengurus Masjid Al-Farouq yang terletak di Jalan Kukusan Raya, Kelurahan Kukusan, Beji, Kota Depok.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X