RADARDEPOK.COM - Pasca debat Calon Walikota dan Wakil Walikota di Pilkada Depok yang kedua masih menyisakan keseruan, Jumat (15/11).
Salah satunya ketika sebelah menyinggung intimidasi yang dilakukan oleh penguasa kepada tenaga honorer, pegawai, pejabat di Pemkot Depok, hingga tenaga-tenaga sukwan untuk mempertahankan kekuasaan.
Baca Juga: Netralitas ASN Depok Ugal-ugalan! Camat dan Lurah Kena Tegur Sekda
“Dimana, para pegawai harus membuat surat pernyataan untuk mendukung partai penguasa, ini yang disebut intimidasi, dengan menggunakan WhatsApp, intimidasi yang paling keras adalah dari penguasa untuk mempertahankan kekuasaanya,” ujar Supian Suri.
Memasuki segmen ke-6, saat itu para paslon untuk memberikan closing statmen atau pernyataan penutup. Dan kesempatan pertama diberikan pada paslon 1 Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq.
Pada kesempata itu, Calon Walikota Depok nomor urut 1, Imam Budi Hartono mengklarifikasi terkait adanya intimidasi yang dilakukan oleh Pemkot Depok. Sebenarnya hal itu bukan intimidasi. Melainkan, ASN dan honorer untuk tidak ikut kegiatan kampanye.
“Buktinya kami sudah kuat (ASN dan honorer kampanye), maka kami memberikan pemahaman dan pemanggilan kepada para honorer tersebut,” ucap dia.***
Artikel Terkait
Tak Terbendung! Kyai dan Santri Se-Depok Targetkan 75 Persen Imam-Ririn Menang di Pilkada
Relawan Kopi Bergairah! Siap Gedor Warga Sawangan Depok Ajak Coblos Imam-Ririn di 27 November
Kompak, Pemuka Agama Minta Bimroh Dilanjutkan! Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Arafiq Targetkan 5.000 Penerima di Depok
Trend Kampanye Efektif, Mohammad Idris Optimis Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Arafiq Menang Pilkada Depok
Program Buat Pemuda Sangat Relevan, 500 GenZ Gemmarin Dukung Imam-Ririn jadi Walikota dan Wakil Walikota Depok 2025-2030
Imam-Ririn Bangga Pengangguran Depok Lebih Rendah dari Tetangga, Empat Jurus Jitu yang Pro Rakyat dan Anak Muda Siap Diberlakukan
Debat Pilkada Depok Kedua: Imam-Ririn Sebut Jaka Sembung, Ini Jawaban Imam Budi Hartono yang Presisi Soal Pemerataan Penduduk