RADARDEPOK.COM – Hari bebas tanpa kendaraan atau car free day (CFD) yang biasa dilaksanakan saban Minggu di Jalan Margonda, Kota Depok, dikhawatirkan bakal beralih fungsi menjadi pasar tumpah jadi sorotan Pemkot Depok.
Terbaru, pemkot berencana akan menindaklanjutinya dengan melakukan sosialisasi, penataan, hingga penertiban terhadap para pedagang di kawasan car free day.
Langkah tegas tersebut sebagai bentuk upaya agar tidak menghilangkan fungsi car free day.
“Pasti akan kami evaluasi lagi. Kami akan menggandeng Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin), Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM), dan Satpol PP untuk evaluasi tersebut,” tutur Penjabat (PJ) Sekretaris Daerah Kota Depok, Nina Suzana kepada Radar Depok, Senin (2/6).
Menurut dia, ramainya jumlah pedagang tersebut merupakan salah satu ekspresi atau euforia masyarakat.
Apalagi car free day ini dilaksanakan di Jalan Margonda. Pusat Kota Depok. Maka tak heran jika hal ini menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat.
Baca Juga: Oknum TNI Diduga Keroyok Tiga Warga Depok Ditelusuri
Sehingga ribuan masyarakat tumpah ruah di sana. Artinya sudah penuh banget, bahkan untuk lari saja susah.
“Makanya kalau untuk pedagang, ini akan jadi evaluasi kami, termasuk kegiatan-kegiatan selama car free day. Misalnya kaya senam yang menutupi jalan, itu nanti jadi evaluasi lagi. Ini jadi masukan juga nih untuk kami,” ujar Nina Suzana.
Selain itu, Nina Suzana menekankan, agar para pedagang tidak berjualan di trotoar. Tetapi bisa bekerjasama dengan toko-toko yang masih tutup di pagi hari, dengan memanfaatkan lahan yang ada sehingga tidak mengganggu kegiatan car free day.
Baca Juga: Polisi Buru Bapak Penendang Remaja Main Skateboard
“Saya sih pengennya para pedagang itu enggak jualan di trotoar ya, melainkan bekerjasama dengan toko-toko yang masih pada tutup di pagi hari. Tapi mereka tetap harus menjaga kebersihan. Jadi si toko yang tutup itu pun bisa merelakan lahan atau halamannya, untuk dipakai para pedagang. Jadi dagangnya enggak di trotoar,” ujar Nina Suzana.
Sebagai upaya mengurangi volume pedagang, Nina Suzana mengatakan, Pemkot Depok berencana akan melakukan pembinaan kepada para pedagang. Ini dilakukan agar para pedagang dapat berjualan secara tertib.
“Kalau menurut kami, secara keseluruhan kan enggak mungkin juga (Ditertibkan paksa). Dan ini juga kan bagian dari usaha mereka. Mereka cari makan seminggu sekali. Karena merasa pengunjungnya banyak dan dagangannya laku, jadinya yang biasanya enggak dagang jadi ikut-ikutan dagang,” kata Nina Suzana.
Artikel Terkait
Jelang 100 Hari Kerja, Supian Suri Bongkar Pasang 97 ASN Depok
Duren Seribu Bidik kelurahan Terbersih Se Kota Depok, Qonita Lutfiyah : Mulai dari Kesadaran Diri Sendiri
Kurir Narkoba Cipayung Dicokok Polsek Tajurhalang, Diduga Dikendalikan dari Lapas Tangerang
Pemkot Depok Persilakan Ahli Waris SDN Utan Jaya Menggugat, BKD : Buktikan Saja di Pengadilan
DKP3 Depok Awasi Lapak Penjualan Hewan Kurban
Pelajar Depok Masuk Barak, Tawuran Masih Marak
Praktisi dan Akademisi Perlindungan Anak Jeanne Noveline Tedja Sebut Kurang Setuju Pelajar Depok Masuk Barak Militer, Itu Sifat Sementara