RADARDEPOK.COM – Balita stunting di Kota Depok tercatat mencapai 3.569 orang. Hal itu merujuk data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok hingga Agustus 2025.
Kecamatan Tapos menjadi wilayah yang paling banyak dengan total jumlah 573 balita stunting. Sedangkan Kecamatan Cinere dinobatkan dengan kasus balita stunting terendah, yakni 83 orang.
Meski demikian, Kecamatan Pancoranmas ditetapkan dengan prevalensi (presentase populasi) terbanyak. Yakni 5,49 persen dengan total 465 balita stunting, sementara itu prevalensi terendah yakni Kecamatan Cipayung 2,19 persen dengan total 147 balita.
Banyaknya temuan itu akhirnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok bergerak cepat menindaklanjuti temuan tersebut, yang dilakukan dari hulu hingga hilir, berikut juga dengan intervensi penyediaan Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK).
“Dinas Kesehatan Kota Depok akan melakukan intervensi di beberapa sektor. Misalnya dari hulu. Dari hulu ini yang akan dilakukan pencegahan agar tidak ada kasus stunting yang baru,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati kepada Radar Depok, Senin (24/11).
Baca Juga: 13 Pegawai RSUD ASA Depok Pelesiran, Wakil Ketua Komisi A Imam Turidi Bakal Panggil BKPSDM
Intervensi tersebut tidak hanya berupa pemberian makanan tambahan (PMT) lokal saja, kata Mary, tetapi juga dalam penyediaan Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK), yang diberikan berdasarkan resep dokter sesialis untuk balita yang sudah mengalami stunting.
“Jadi, pada kasus stunting ini kami akan upayakan untuk intervensi dengan pemberian makanan tambahan maupun PKMK,” ungkap Mary.
Tindakan ini, sambungnya, dilakukan untuk memperbaiki kondisi gizi anak secara efektif. Sehingga dapat mengurangi dampak jangka panjang dari stunting. Dinkes Depok juga mendorong pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sebagai upaya pencegahan stunting.
“Kami juga sudah menyediakan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi calon pengantin. Ini merupakan bagian dari program preventif kami, dengan melakukan deteksi dini penyakit menular, kelainan genetik, dan kondisi medis lain yang berpotensi mempengaruhi kehamilan,” jelas Mary.
Baca Juga: Duh! 3.569 Balita di Depok Stunting : Ini Data Lengkap Per Kecamatan
Menurutnya, program ini tidak hanya meningkatkan kesiapan calon pengantin, tetapi juga menurunkan angka stunting serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kota Depok secara keseluruhan.
“Melalui adanya beberapa intervensi ini kami berharap ada penurunan jumlah balita stunting yang signifikan pada 2026,” tandas Mary Liziawati. ***
Artikel Terkait
Sampah Situ Gadog Diangkut, Wakil Walikota Depok Chandra Rahmansyah : Kegiatan Berkelanjutan
Puji Sumartono Kembali Pimpin NPCI Depok
Duh! 3.569 Balita di Depok Stunting : Ini Data Lengkap Per Kecamatan
Ketua DPRD Kota Depok Ade Supriyatna : Pengelolaan Sampah jadi Prioritas, TPA Cipayung Butuh Langkah Strategis
Atlet MMA Depok Bidik Medali Emas Porprov 2026
Heboh! Pegawai RSUD ASA Depok Pelesiran ke Malaysia dan Singapura
13 Pegawai RSUD ASA Depok Pelesiran, Wakil Ketua Komisi A Imam Turidi Bakal Panggil BKPSDM