Minggu, 21 Desember 2025

Kesaksian di Tengah Bencana Sumatera: Antara Penjarahan dan Kemanusiaan

- Jumat, 12 Desember 2025 | 14:27 WIB
Kisah Kris Saputri, seorang warga Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara saat terjadinya bencana
Kisah Kris Saputri, seorang warga Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara saat terjadinya bencana

RADARDEPOK.COM - Kesaksian di tengah bencana Sumatera, mulai dari penjarahan hingga kekuatan warga dalam tolong menolong.

Kris Saputri, seorang warga Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara menceritakan kesaksiannya pasca terjadi bencana alam di wilayah Sumatera Utara.

Dalam satu hari, Kris menyaksikan adanya aksi penjarahan hingga aksi kemanusiaan yang tak ternilai harganya.

Pasca terjadi bencana alam, Kris bersama delapan temannya telah bertahan selama tiga hari di area asrama sekolah, di wilayah Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah.

Baca Juga: BRI KC Pancoran Dorong Transformasi Digital Perbankan dengan BRImo

Kris berada di area sekolah lantaran sedang memberikan materi workshop tentang pengelolaan sosial media.

Setelah bertahan tiga hari lamanya, Kris dan delapan temannya pun memutuskan untuk keluar dari area sekolah untuk mencari daerah yang aman, serta mencari akses internet untuk mencari informasi keluarganya yang berada di Tapanuli Selatan.

Mereka memaksakan keluar dari area sekolah dengan cara berjalan kaki.

"Kita jalan kaki, dan kita nyaksiin penjarahan itu emang bener adanya. Karena mungkin bener, orang bisa gak mati karena bencana, tapi orang bisa mati karena kelaparan," ungkap Kris pada Jum'at, 12 Desember 2025.

Baca Juga: BNPB Bersama Tim Gabungan Maksimalkan Penanganan darurat di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam

Tak ingin berlama-lama di area penjarahan, Kris dan delapan temannya pun meneruskan perjalanan, dari Tapanuli Tengah menuju Tapanuli Selatan.

Di dalam perjalanannya, Kris menyaksikan banyak jeritan tangis, banyak teriak orang tua yang mencari anaknya, banyak duka lantaran sanak-saudara masih belum ditemukan keberadaannya.

Di tengah perjalanannya, ada sopir truk baik hati yang memberikan tumpangan hingga perbatasan Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan.

Tiba di perbatasan, lagi-lagi Kris terkejut dengan dampak yang terjadi akibat bencana alam tersebut, jembatan penghubung antara Tapanuli Selatan dan Tengah terputus, batang-batang pohon penuh menyesaki aliran sungai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X