RADARDEPOK.COM – Angkutan Kota (angkot) seperti menunggu punah. Meski tetap masih memiliki penumpang setia, namun setiap tahunnnya kian menurun. Selain banyaknya persaingan, kondisi angkot yang kurang representatif jadi persoalan.
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan, pemerintah daerah tidak boleh menutup mata akan kondisi angkot. Di Depok misalnya.
Baca Juga: Indonesia Hadapi China di Perempat Final Piala Sudirman 2023
Hanya segelintir pemerintah daerah yang peduli mengenai transportasi umum. Padahal, kata Djoko Setijowarno, jelas tertuang di dalam Undang-undang Lalulintas, menyatakan jika angkutan darat semisal angkot, merupakan kepentingan kepala daerah.
"Saran dari saya sederhana saja. Angkot yang sudah ada diberi insentif biar supirnya masih bisa makan, bisa menghidupi keluarganya," jelas Djoko Setijowarno kepada Radar Depok,
Baca Juga: Jenazah Korban Tenggelam di Kali Bekasi Ditemukan di Kepulauan Seribu Jakarta
Menurut Djoko Setijowarno, tarif yang sekarang, misal Rp4 ribu. Dari angka tersebut, Rp2 ribu bisa dari subsidi pemerintah. Sehingga, peminat angkot tetap ada, karena tarifnya murah dibanding transportasi online.
Untuk skup yang lebih besar, sambung Djoko Setijowarno, soal transportasi umum yang terus ditinggal penumpang, memang perlu terobosan. Misalnya, ada perbaikan armada yang signifikan. Selain juga unsur keamanan harus ditingkatkan.
Baca Juga: BKSAP DPR RI Kunjungi Parlemen Suriah, Langkah Bersejarah Menyambung Persahabatan
“Harus ada pembaruan. Sehingga angkot bisa layak kembali,” terang Djoko Setijowarno.
Anggota DPRD Jawa Barat, Hasbullah Rahmad menambahkan, pemerintah kota harus mengatisipasi persaingan transportasi umum dengan transportasi online. Mudahnya mengakses internet, membuat masyarakat yang mempunyai kendaraan pribadi jadi mudah untuk menjadi driver online. Kondiosi demikian, menyebabkan angkutan umum seperti angkot, lambat laun akan ditinggalkan.
Baca Juga: Pelaku Begal Taksi Online di Tanjung Duren Diringkus Polisi
"Pemkot Depok harus melakukan kajian tentang mode transportasi Kota Depok itu seperti apa. Apakah kedepan angkot ini akan di konversi menjadi trans Kota Depok, seperti di kota yang lain yang sudah menjadi trans kota," beber Hasbullah Rahmad.
Menurut Hasbullah Rahmad, angkot yang terlalu banyak ngetem akan memberi sumbangsi kemacetan dan mengalami kerugian. Harus dipikirkan juga, agar tidak kalah dengan persaingan online. “Angkot sekarang juga sebaiknya dikonek dengan online. Jadi, selain menerima order secara langsung, juga bisa menerima secara online,” terang polikus PAN ini.
Baca Juga: Camat Tambun Selatan Minta Warga Laporkan Jika Ada yang Tinggal di Rutilahu
Artikel Terkait
Perusahaan Bermodal Rp500 Juta-an di Depok Diajarkan Bikin LKPM
Nenek di Depok Tewas Ditusuk Gunting, Ini Latar Belakang Pelaku
Polisi Masih Cek Kebenaran Habib Bahar Smith Ditembak Orang Tak Dikenal
Viral Video WNA Telanjang Dada Hadang Mobil di BSD, Begini Kronologinya
Camat Tambun Selatan Minta Warga Laporkan Jika Ada yang Tinggal di Rutilahu