RADARDEPOK.COM – Peliknya permasalahan penyerapan tenaga kerja di Depok Logistik Property (DLP), ternyata tidak dirasakan warga Kelurahan Jatijajar, Kota Depok saja.
Para pendatang dari luar daerah Kota Depok pun jadi masalah yang belum selesai. Mulai pekerja yang dimintai uang sebelum bekerja, hingga beberapa orang yang gajinya hingga saat ini tidak dibayarkan Depok Logistik Property (DLP).
Kepada Harian Radar Depok, salah satu korban asal Sukabumi, Rubi (21) menjelaskan, pada awalnya dia mendapatkan lowongan tersebut berasal dari temanya yang terlebih dahulu sudah bekerja di salah satu e-commerce yang dibawah naungan DLP. Tetapi untuk penempatan wilayahnya berada di Jakarta Utara.
Baca Juga: Izin Minta Nikah Lagi, Anak Malah Tusuk Ayah Kandung di Mekarsari Depok
“Saya bersama kakak saya, melihat teman saya sudah bekerja di salah satu e-commerce disitu lalu saya meminta lowongan kerja. Dia jawab katanya ada tetapi harus pakai administrasi Rp3 juta,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Selasa (3/10).
Lalu, temanya menjelaskan bahwa Rubi dan kakaknya akan digaji sebesar Rp180 ribu perhari dengan jadwal kerja Senin hingga jumat. “Terus kan kata saya, yaudah boleh deh soalnya kan pasti balik modal tuh dari hasil gaji tersebut,” ucap dia.
Rubi mengatakan, tidak mengetahui bahwa uang administrasi itu diperuntukan untuk apa. Namun, karena semangat kerjanya yang tinggi, akhirnya Rubi mencoba peruntukan bekerja di salah satu e-commerce tersebut.
Baca Juga: Warga Jatijajar Tagih Janji Depok Logistik Property, Penyerapan Tenaga Kerja Belum Terakomodir
“Eh pas sampai Jakarta Utara kerjanya tidak jelas, mana saya sudah bayar kost 1 bulan seharga Rp900 ribu,” ungkap dia.
Lantas, Rubi diperintahkan untuk pindah tempat pekerjaan, yaitu di ecommerce Depok dan dijanjikan akan bisa bekerja secara maksimal di Depok. “Yaudah saya langsung ke Depok, terus ngekost lagi di samping gudang lazada tersebut,” kata dia.
Ketika dia di Depok juga mendapatkan perihal yang sama seperti pada gudang di Jakarta Utara. “Sama tidak jelas juga di Depok, tiap hari dateng ke gedung tersebut tapi pulang lagi,” tutur dia.
Baca Juga: Mulai Kekeringan! Pemkot Depok dan MUI Ajak Warga Salat Istisqa Serentak 4 Oktober 2023
Menurut dia, alasan pihak e-commerce belum bisa memperkerjakan dia karena untuk karyawan perempuan sudah ditiadakan.
“Setelah 2 minggu tidak mendapatkan kejelasan pekerjaan, tiap hari mondar-mandir ke tempat kerja malah dibubarin seolah-olah PHP lah. Dari situ saya kan udah capek baget terus pengeluaran juga banyak kan bayar kost dan makan akirnya saya minta pengembalian uang,” ucap dia.
Akhirnya, Rubi dijanjikan pada pertengahan September akan dikembalikan. Sejauh ini baru sekitar Rp4 juta berdua dengan uang kakaknya yang dikembalikan. Namun, hingga saat ini tidak ada kejelasan dan vendor tersebut malah menghilang.