“Benar benar langsung menurun, akibat TikTok Shop ditutup. Hal ini sangat merugikan,” kata Prandina.
Baca Juga: Wujudkan Kenyamanan Akses Konten Favorit, XL Prabayar Hadirkan Paket Khusus Star Series
Kerugianya tersebut langsung terihat saat hari pertama penutupan TikTok Shop pada 4 Oktober lalu. Bahwa, tidak ada sama sekali transaksi dari toko onlinenya tersebut. Pasalnya, ia mendapatkan keuntungan besar dari TikTok Shop.
“Biasanya, pakaian saya bisa mengahasilkan keuntungan dari penjualan pakaian berkisar Rp2 juta. Kini mencari Rp500 saja susah,” ungkap Prandina.
Baca Juga: Barbershop Hairock Treatment Rambut Berkualitas, Lagi Ada Promo Menarik Loh!
Prandina mengatakan, berjualan pada aplikasi TikTok Shop ini sangatlah berbeda dengan apliasi penjualan lainya. Ia dapat menjajakan barangnya, dan dapat bertransaksi langsung dengan pembeli.
“Sangat beda, saya juga pernah menggunakan aplikasi lain, namun hasil penjualan saya tidak bisa sebesar dahulu,” tutur Prandina.
Prandina berharap, pemerintah bisa membuka lagi TikTok Shop tanpa mengubah regulasi yang sudah ada sebelumnya dan Pemerintah Pusat bisa membuka pelatihan digital bagi para pedagang konfensional.
Baca Juga: Kedai Makmur, Tempat Nongkrong di Depok dengan Cita Rasa Tradisional
“Agar nantinya, tidak ada yang dirugikan jika para pedagang sudah dilakukan pemahaman terkait penjualan melalui digital,” ungkap Prandina. ***