Baca Juga: Irish Bella Buka Suara Soal Ammar Zoni : Pisah Bukan Karena Alasan Narkoba
Nur Siti Hasanah menuturkan, ada baiknya tokoh masyarakat maupun pihak yang bersangkutan dalam pelaksanaan Pemilu 2024, juga turut andil dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
"KPU Depok telah melakukan sosialisasi tahapan Pemilu 2024 ke berbagai pihak. Dan lebih baik lagi, jika para tokoh masyarakat yang sudah paham soal tahapan Pemilu 2024 ini turut diinformasikan kembali ke masyarakat yang masih awam," kata Nur Siti Hasanah.
Sama halnya dengan KPU Kota Depok. Bawaslu Kota Depok juga turut mengapresiasi kegiatan simulasi Pemilu 2024 yang dilakukan Harian Radar Depok, sebagai bentuk edukasi untuk menurunkan angka Golput, guna menyukseskan Pemilu 2024.
Baca Juga: 304.766 Keluarga di Depok Jika Mau Beli Elpiji 3 Kg Wajib Tunjukan KTP, Ternyata Ini Sebabnya
Komisioner Bawaslu Kota Depok, Sulistio menjelaskan, adanya pemilu serentak membuat masyarakat akan mendapatkan lima surat suara dalam sekali melaksanakan pemilu. Menurut dia, ini bukan hal yang mudah bagi masyarakat.
“Karena lebih banyak masyarakat yang lebih mengenal foto, dari pada nama. Ini yang menjadi permasalahan yang ada,” ujar Sulistio kepada Harian Radar Depok, Rabu (20/12).
Sulistio mengakui, bahwa untuk sistem pemilu di Indonesia memang sedikit rumit. Bahkan, sering di sebut dengan istilah the most election completed in the world. Sistem pemilu ini juga yang membuat permasalahan di tingkat TPS soal waktu pencoblosan.
Baca Juga: Kuota Petugas Haji 2024 di Depok Bertambah Dua Kali Lipat, Ini Jumlahnya
“Karena, di Indonesia memiliki 18 partai, dengan pileg di 3 tingkat, ada pilpres juga, hal ini yang membuat kerumitan di tengah masyarakat,” ucap dia.
Menurut dia, KPU harus terus meenggencarkan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan penjelasan setiap tahapanya, hingga masyarakat mengetahui setiap orang yang dia akan pilih.
“Ketika masyarakat datang ke TPS sudah mempunyai pilihan, tentu itu akan mempercepat proses pemilihan saat di TPS, dibandingkan bagi masyarakat yangh belum mempunyai refrensi,” tutur dia.***