RADARDEPOK.COM - Konsumsi daging sapi jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah di Kota Depok meningkat drastis. Hal ini terlihat angka pemotongan sapi di UPTD Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Tapos, yang naik hingga 200 persen.
Kepala UPTD RPH Tapos, Alfian menjelaskan, kenaikan angka pemotongan sapi di RPH Tapos sudah terjadi sejaj H-7 sampai H-1 Idul Fitri. Bahkan kenaikan juga dialami jelang Ramadan.
Baca Juga: Jaga Rumah Kosong Ditinggal Mudik Idul Fitri, Polres Metro Depok Siagakan Tim Patroli
“Ada peningkatan pemotongan sapi. Biasanya tiga hari jelang Ramadan dan tujuh hari jelang Idul Fitri,” ujar Alfian kepada Radar Depok, Kamis (9/4).
Alfian menerangkan, sejak H-7 jelang Idul Fitri, RPH Tapos bisa memotong sebanyak 90 ekor per harinya. Berberda jauh pada saat normalnya, yang hanya 10 ekor per hari.
“Naik sekitar 200 persen, diluar 10 hari tersebut. RPH Tapos cendrung normal dalam pemotongan sapi,” ucap Alfian.
Alfian menuturkan, RPH Tapos banyak memotong sapi impor jenis Brahman dengan presentase hingga 80 persen. Sedangkan sapi lokal jenis Bali hanya sekitar 20 persen.
“Semuanya tergantung kondisi permintaan di pasar, dan saat ini yang paling banyak adalah sapi impor jenis Brahman,” ungkap Alfian.
Menurut Alfian, RPH Tapos telah memenuhi kebutuhan daging di beberapa daerah, termasuk pasar pasar di Kota Depok.
“Untuk Depok kami pastikan aman stoknya, selain itu wilayah Cibinong, Cileungsi, Citeureup, Cibubur, Munjul, Kramat Jati, Citayam, Ciracas, Kemayoran, dan sekitar wilayah Jakarta Selatan juga terbilang aman,” kata Alfian.
Alfian mengatakan, kenaikan pemotongan sapi tidak selalu terjadi di setiap tahunya. Karena, banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti daya beli menurun, suplai sapi terganggu, harga sapi hidup mahal.
“Tapi Alhamdulilah saat ini semuanya aman, hanya saja kami sedikit terkendala renovasi dan pemeliharaan alat RPH yang sedang dilakukan, sehingga mengganggu layanan,” tutur Alfian. ***