RADARDEPOK.COM - Sejumlah partai politik yang menamakan diri Koalisi Sama Sama (SS) menggelar deklarasi di Margo Hotel, Jalan Margonda Raya, Kecamatan Beji, Kota Depok, Rabu (8/5).
Adapun, deklarasi Koalisi SS itu diperkuat Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Tentunya, Koalisi SS akan mengusung Supian Suri sebagai Calon Walikota dalam Pilkada Depok 2024. Hanya saja, deklarasi itu sengaja tidak menghadirkan Supian Suri karena terbentur persoalan etika, mengingat statusnya yang masih menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok.
Sebetulnya, sejumlah partai politik yang tergabung dalam Koalisi SS itu pernah bersatu dalam Pilkada Depok 2020. Namun, mereka diperkuat dengan hadirnya Partai Demokrat dan PPP yang keluar dari barisan rivalnya.
Di lain sisi, partai politik dalam Koalisi SS bersikap tegas untuk tidak meneruskan kepemiminan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang telah memimpin Kota Depok selama ini, namun belum ada perubahan yang signifikan.
Ketua DPC Partai Demokrat Kota Depok, Edi Sitorus mengatakan, partainya sudah mantap bergabung dengan Koalisi SS, dan tidak akan bergabung dengan partai penguasa, lantaran merasa dikecewakan.
"Hari ini kita semua ketua partai kita bicara, makanya dengan satu kesepatakan siapa yang mau kita usung, yang punya kemampuan ke depan. Masa iya, kita kunjungan kerja ke semua wilayah, jalan satu arah banyak banget, Depok mana ada," ungkap Edi Sitorus.
Edi Sitorus menerangkan, apabila persoalandi Kota Depok tidak dicarikan solusi, maka akan menjadi masalah besar di kemudian hari. Karena itu, dia tidak ingin bergabung dengan partai penguasa.
Baca Juga: 7 Partai Sepakat Koalisi SS di Pilkada Depok, Hari Ini Deklarasi Disini!
"Ini kalo kita biarklan menjadi persoalan, maka kita harus kita sepakat harus ada pembaharuan, bayangin sampah 1.200 ton per hari kapasitas produksi sampah, kalau gak cepet-cepet ditangani dengan maksimal, ini persolalan menjadi besar, artinya bukan kita benci tapi hari ini kita ingin ada perubahan," terang Edi Sitorus.
Apalagi, ungkap Edi Sitorus, dia merasa dibohongi Walikota Depok, Mohammad Idris dalam Pilkada Depok 2020. Di mana, Mohammad Idris tidak mengakui dirinya menjadi bagian dari partai penguasa.
"Saya ada didalamnya, Pak Idris itu ngakunya sama saya bukan PKS, catet itu. Dia ngaku bukan PKS, hari ini dia ngaku PKS saya kaget, saya bawa ke pusat ketemu dengan orang DPP, dia juga mengatakan saya bukan PKS, catat biak baik," tegas Edi Sitorus.
Ketua DPC PPP Kota Depok, Mazhab menuturkan, partainya ingin ada perubahan di Kota Depok, sehingga dia tidak ingin melanjutkan koalisi bersama partai penguasa.