RADARDEPOK.COM - Setelah kedua pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Depok mendaftar ke KPU. Pengamat politik menilai keduanya perlu mengukur elektabilitas setelah berpasangan.
Kepada Radar Depok, Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin mengatakan, peluang kemenangan keduanya harus dilihat nanti ke depan, atau setelah mendaftarkan diri ke KPU Kota Depok.
"Elektabilitas ketika sudah dipasangkan, ketika sudah berjodoh, ketika sudah didaftarkan ke KPU, baru ada survei yang objektif untuk bisa melihat pasangan itu tinggi atau rendah elektabilitasnya seperti itu," jelas Ujang Komarudin.
Lebih lanjut, Ujang Komarudin menuturkan, terdapat banyak variabel untuk membaca kemenangan atuapun keunggulan dari Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq, ataupun Supian Suri dan Chandra Rahmansyah.
"Kalau kita ingin melihat kemenangan, keunggulan kandidat tentu banyak variabelnya, banyak faktornya gitu," kata Ujang Komarudin.
Namun, jelas Ujang Komarudin, faktor yang paling dominan untuk mengukur kemenangan pasangan calon yang sudah dipasangkan atau didaftarkan yakni dari elektabilitasnya.
"Tetapi faktor yang dominan, faktor yang bisa diukur kemenangan kandidat ya elektabilitas yang tinggi. Tetapi tadi elektabilitas yang tentu sudah dipasangkan, sudah dengan pasangannya itu karena pasangan itu saling mengisi satu sama lain," beber Ujang Komarudin.
Menurut Ujang Komarudin, paling cepat elektabilitas itu dapat terlihat setelah sebulan mendaftar ke KPU Kota Depok, atau tepatnya pada September 2024.
"Jadi kita lihat nanti di bulan September awal ketika hari-hari ini didaftarkan, baru akan di survei seminggu atau sepuluh hari akan kelihatan siapa yang tinggi elektabilitas dari pasangan itu," terang Ujang Komarudin.
Dalam rentang waktu tiga bulan, kata Ujang Komarudin, akan terlihat dengan jelas keunggulan dari setiap calon, baik Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq, ataupun Supian Suri dan Chandra Rahmansyah.
"September, Oktober, November baru akan kelihatan siapa yang unggul ya. Kalau elektabilitas yang unggul lalu konsisten ya bisa menang, tapi kalau elektabilitas yang kecil hingga di bulan November nanti ya tentu akan kalah. Jadi ukurannya seperti itu," tandas Ujang Komarudin.***