RADARDEPOK.COM - Pasca debat Calon Walikota dan Wakil Walikota di Pilkada Depok yang kedua masih menyisakan keseruan, Jumat (15/11).
Salah satunya ketika sebelah menyinggung intimidasi yang dilakukan oleh penguasa kepada tenaga honorer, pegawai, pejabat di Pemkot Depok, hingga tenaga-tenaga sukwan untuk mempertahankan kekuasaan.
Baca Juga: Netralitas ASN Depok Ugal-ugalan! Camat dan Lurah Kena Tegur Sekda
“Dimana, para pegawai harus membuat surat pernyataan untuk mendukung partai penguasa, ini yang disebut intimidasi, dengan menggunakan WhatsApp, intimidasi yang paling keras adalah dari penguasa untuk mempertahankan kekuasaanya,” ujar Supian Suri.
Memasuki segmen ke-6, saat itu para paslon untuk memberikan closing statmen atau pernyataan penutup. Dan kesempatan pertama diberikan pada paslon 1 Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq.
Pada kesempata itu, Calon Walikota Depok nomor urut 1, Imam Budi Hartono mengklarifikasi terkait adanya intimidasi yang dilakukan oleh Pemkot Depok. Sebenarnya hal itu bukan intimidasi. Melainkan, ASN dan honorer untuk tidak ikut kegiatan kampanye.
“Buktinya kami sudah kuat (ASN dan honorer kampanye), maka kami memberikan pemahaman dan pemanggilan kepada para honorer tersebut,” ucap dia.***