utama

Sunda Makassar

Senin, 17 Maret 2025 | 05:00 WIB
Hazairin Sitepu (DOK RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM - Gerobak Siomay itu terparkir di antara puluhan tenda kuliner takjil di Jl. Mappanyuki, Kota Makassar. Penunggunya anak muda. Berbadan sedang, mengenakan baju warna kuning, celana hitam dan bertopi abu-abu.

Saya mengira dia pemuda Makassar atau pemuda Bugis. Sore itu pasar takjil Mappanyuki memang belum ramai benar. Pun belum ada yang antre di gerobak siomay itu. “Hebat benar pemuda Bugis jualan siomay,” kata saya. “Saya orang Sunda,” protes pemuda itu. “Saya dari Garut,” sambungnya dengan logat Sunda yang agak Makassar.

Muhammad Fikri Baihaki sudah setahun berjualan batagor dan siomay di Makassar. Selama Ramadhan pemuda Garut berusia 28 tahun ini mengambil tempat di Pasar Takjil Mappanyuki.

Baca Juga: Pecah! Ribuan Kader Gerindra Depok Buka Puasa Bersama, Pradi Supriatna : Kami Beri Ambulans untuk PAC

Separuh Jl. Mappanyuki memang diperuntukkan sebagai kawasan pasar takjil selama Ramadhan. Ada puluhan tenda dengan ratusan penjual takjil di situ.

Es pisang Ijo, pallubutung, barongko, jalangkote, kue cucur dan berbagai macam varian dan jenis kue Bugis-Makassar ada di pasar takjil ini. Fikri satu-satunya anak Sunda dengan batagor dan siomay-nya berada di tengah keramaian pedagang Bugis-Makassar. Ia sangat percaya diri.

Muhammad Fikri Baihaki, penjual siomay asal Garut yang berjualan di Makassar (Hazairin Sitepu)

Gerobaknya didesign sama seperti pada umumnya gerobak-gerobak siomay di Sunda. Tulisan warna merah kombinasi warna kuning dengan font berukuran besar membuat gerobak siomay itu sangat menonjol di antara begitu banyak tenda takjil.

Selama Ramadhan, hasil jualan Fikri rata-rata Rp1,2 juta. Hanya beberapa jam. Dibanding ketika di Garut, Fikri mengatakan “Lebih baik di sini.”

Fikri sebenarnya punya tempat jualan tetap di depan kampus Akademi Pariwisata, Tanjung Bunga. Berjualan di pasar takjil Mappanyuki hanya pada bulan Ramadan.

Baca Juga: Gerindra Depok Minta Koalisi Tetap Solid Kawal Kinerja Supian Suri dan Chandra Rahmansyah : Jangan Buat Gaduh!

Ia hebat. Jarang ada pemuda Sunda berjualan di rantau sejauh ini. Naik pesawat dari Jakarta 2 jam 10 menit. Bila naik kapal laut dari Tanjung Priok paling kurang dua hari.

Lebaran kali ini Fikri memutuskan tidak mudik. Ia berlebaran di Makassar bersama isteri tercinta Siti Rohmah. Ia memang memboyong isterinya ke Makassar. Keduanya bersama-sama membangun bisnis: berjualan batagor dan siomay di Kota Daeng. ***

Oleh : Hazairin Sitepu

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB