“Saya tidak akan berani mencalonkan diri tanpa dari dukungan masyarakat, tokoh, RT dan RW setempat. Karena saya paham betul tentang administrasi itu. Semua proses untuk pencalonan itu kami tempuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Dana Mardijuana, kepada Radar Depok, Selasa (17/6).
Perihal proses aklamasi yang dilaksanakan, Dana mengatakan, hal itu merupakan putusan pihak kelurahan. Menurutnya, alasan dirinya ditunjuk itu karena memiliki rekam jejak serta pengalaman yang baik di lingkup masyarakat.
Sehingga, sambung Dana, meski calon kandidat lain sudah diusung tiap RW. Dirinya tetap dipercayai menjadi Ketua Koperasi Merah Putih Duren Mekar, berdasarkan pengalaman-pengalamannya dalam berorganisasi.
Berkaitan dengan rangkap jabatan, kata Dana, memang hal itu tidak disampaikan secara tertulis oleh dinas terkait. Tetapi menurutnya, yang dimaksud rangkap jabat itu adalah seseorang yang juga aktif di lingkungan kelurahan. Sementara, dirinya aktif di Karang Taruna Kecamatan Bojongsari. Tidak di kelurahan.
“Kalau bicara tentang rangkap jabatan, saya juga sudah baca aturan lah ya. Saya sadar diri. Karena pada poin di bab III Pembentukan Pengurus Koperasi Merah Putih, rangkap jabatan yang dimaksud itu di tingkat kelurahan. Sedangkan saya sebagai Ketua Karang Taruna Kecamatan Bojongsari. Yang jelas, saya tidak menabrak semuanya. Dan selagi bisa fokus dan bekerja dengan baik, Insya Allah semua juga bisa telaksana dengan baik,” tutur Dana.
Menimpali hal ini, Ketua RW1 Duren Mekar, Abdul Wahid mengungkapkan, sebenarnya tiap RW di Duren Mekar itu diwajibkan atau diharuskan untuk mengusung calon kandidat Ketua Koperasi Merah Putih untuk didaftarkan.
“Jadi, masing-masing calon kandidat di tiap RW itu sudah terbentuk. Termasuk RW1 yang mengusung Pak Haji Sanuddin selaku mantan Lurah Serua Depok. Jika tiap RW mengusung, berarti minimal ada 11 calon. Karena di Duren Mekar ada 11 RW,” ungkap Abdul Wahid.
Kemudian, sambung Abdul Wahid, terkait dengan pembahasan di forum RT dan RW soal Pembentukan Pengurus Koperasi Merah Putih. Ia mengungkapkan bahwa tidak ada satupun yang membahas dukungan terhadap Dana Mardijuana sebagai ketuanya.
“Di forum RT dan RW tidak ada pembasahan yang mendukung dia. Tidak ada. Artinya, tidak ada pembahasan kandidat yang dideklarasikan saat pembentukan pengurus. Bahkan tidak ada obrolan untuk melakukan aklamasi. Tidak ada hal seperti itu. Tiba-tiba aklamasi saja,” beber Abdul Wahid.
Baca Juga: Pesawat Jemaah Haji Depok Diancam Bom, Mendarat Darurat di Bandara Kualanamu Sumatera Utara
Maka dari itu, sambung Abdul Wahid, beberapa RW sengaja tidak hadir pada Pembentukan Pengurus Koperasi Merah Putih yang berlangsung di aula kelurahan pda Kamis (12/6). Karena para calonnya sudah gagal didaftarkan.
“Datang juga untuk apa?. Karena sudah pasti dia yang terpilih. Akhirnya banyak yang tidak hadir. Saya pun tidak hadir, karena bahasanya mah ‘Telegram Rahasia’ nya sudah terungkap sebelum pencalonan ketua koperasinya,” ungkap Abdul Wahid.
Menurut Abdul Wahid, dengan adanya berbagai kejanggalan tersebut, ada indikasi kepentingan kelompok tertentu. Sehingga berbagai upaya dilakukan agar Dana Mardijuana menduduki Ketua Koperasi Merah Putih Duren Mekar.
“Kalau untuk kepentingan ya pasti ada lah. Tetapi kalau itu sudah ditetapkan mau bagaimana lagi?. Yang penting, siapapun ketua koperasinya harus merangkul semua pihak demi kepentingan bersama, khususnya warga Duren Mekar,” tandas Abdul Wahid. ***