RADARDEPOK.COM – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Depok memprediksi angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Kota Depok bakal meningkat tajam pada tahun ini.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Sistem Informasi dan Konsultasi Hubungan Industrial (SIKHI) Disnaker Trans Jawa Barat, jumlah pekerja Depok yang terkena PHK mencapai 93 orang sepanjang Januari hingga April 2025.
Hal ini didasari berbagai faktor, salah satunya polemik yang terjadi di berbagai belahan dunia hingga kebijakan global yang berpengaruh di bidang industri, yang membuat perusahaan terdampak dan terpaksa melakukan PHK terhadap karyawannya.
Kepala Disnaker Kota Depok, Sidik Mulyono mengungkapkan, data PHK pekerja Depok mulai meningkat tajam pada tahun 2023 dan 2024. Data tersebut sangat berbanding terbalik dengan data PHK pada 2021 dan 2022.
Baca Juga: Tegas! Deolipa Yumara Sebut Rektorat JGU Depok Cacat Moral, Begini Penjelasannya
“Pada tahun 2021 jumlah PHK yang terdata itu ada 34 pekerja. Kemudian pada 2022 jumlah PHK menjadi 73 pekerja. Sementara, jumlah PHK pada 2024 itu meningkat tajam jadi 255 pekerja, dan pada 2024 jumlah PHK menurun jadi 238 pekerja,” beber Sidik Mulyono kepada Radar Depok, Senin (28/7).
Meningkatnya jumlah PHK tersebut, sambung Sidik, bukan hanya disebabkan dari dampak pandemi Covid 19 saja. Namun, hal ini juga berpengaruh terhadap polemik yang terjadi di berbagai belahan dunia. Seperti halnya peperangan antara Ukraina dengan Rusia dan lainnya.
“Ditambah lagi dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, soal politik timbal balik perdagangan Amerika, yang berdampak pada perusahaan yang bergerak di bidang industri. Misalnya industri farmasi, alas kaki, furnitur, tekstil, dan industri-industri lainnya yang berorientasi ke Amerika Serikat,” jelas Sidik.
Pada dasarnya perekonomian dunia ini sedang tidak baik-baik saja, kata Sidik, termasuk juga Kota Depok. Pasalnya, produktivitas perusahaan yang tersebar di Kota Depok itu rata-rata dibawah 50 persen.
“Urusan produktivitas ini mestinya harus dilakukan bukan hanya pihak manajemen perusahaan saja. Tetapi juga berkolaborasi dengan pihak pekerja. Makanya saya juga meminta kepada para pekerja, agar juga menjadi subjek yang bisa meningkatkan produktivitas di perusahaan,” ujar Sidik.
Berkaitan dengan data PHK pada Januari hingga April 2025, Sidik memprediksi, bahwa jumlah PHK pada tahun ini akan melebihi tahun 2023, mengingat data pada April 2025 saja sudah menyentuh 93 pekerja yang di PHK. Sementara data PHK pada April 2023 berada di angka 91 pekerja.
Baca Juga: 171 Warga Depok Berjuang Lawan HIV AIDS, Ini Datanya!
“Tahun 2023 itu data tertinggi yang kami catat dari 2021 hingga 2024. Maka, tak menutup kemungkinan jumlah PHK pada tahun ini bisa melebihi tahun 2023 itu,” jelas Sidik.
Sebagai upaya untuk menekan jumlah PHK tersebut, kata Sidik, salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap produktivitas perusahaan agar bisa meningkat, sehingga perusahaan tersebut tetap bisa berjalan tanpa adanya PHK.
“Selain produktivitas, perusahaan juga harus memahami soal efisiensi yang baik dan benar. Karena jika tidak ada efisiensi itu tentunya akan menimbulkan pemborosan. Efisiensi itu ada 5M. Manusia, money (Anggaran), methods (Metodologi), mesin, dan material. Semua itu harus diefisiensi agar perusahaan tetap berjalan dengan baik,” tandas Sidik. ***