Dia menjelaskan, konstruksi atap SMKN 1 Cileungsi menggunakan baja ringan dari pabrikasi, sehingga seharusnya masih ada garansi.
"Kalau melihat usianya memang terlalu singkat apabila masih berumur 10 tahun sudah ambruk," katanya.
Sebagaimana diketahui atap empat ruang kelas di Gedung C SMKN 1 Cileungsi ambruk pada jam kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.
Puluhan siswa dan dua guru mengalami luka-luka akibat tertimpa bangunan.
Baca Juga: Jalan Janala-Lebak Wangi Dibangun, Ika HMR Harap Perlancar Mobilitas Perekonomian Masyarakat
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Purwanto menerangkan SMKN 1 Cileungsi telah mendapatkan bantuan pembangunan ruang kelas baru (RKB) sebanyak enam kelas.
"Kelas sejenis akan direhab bekerja sama dengan Kemendikdasmen, sharing. Sebelumnya, kita juga sudah anggarkan enam RKB untuk SMKN 1 Cileungsi dan masih dalam pembangunan," terangnya.
Kedua proses pembangunan tersebut, Kadisdik Jabar melanjutkan, dibangun dengan sistem swakelola dan ditargetkan selesai pada pertengahan Desember 2025.
Untuk mengantisipasi peristiwa serupa terjadi, Kadisdik menegaskan akan melakukan peninjauan sekolah-sekolah yang bangunannya mulai rapuh.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Cileungsi, Meisye Yeti menjelaskan, pasca atap.ruang kelas ambruk pembelajaran dilaksanakan dengan metode dalam.jaringan atau daring hingga Jumat.
"Insya Allah, untuk Senin kita akan bergilir secara hybrid, ada yang daring dan luring," kata dia.
Sekolah juga, lanjutnya, akan memanfaatkan bantuan tenda darurat yang diberikan Kemendikdasmen untuk mendukung pembelajaran sementara.
"Tiga tenda akan difungsikan untuk pembelajaran. Mudah-mudahan cukup dan kita juga ada masjid," tandasnya. ***
JURNALIS : ALDY RAMA, ACHMAD KURNIAWAN