RADARDEPOK.COM – Berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita pada Agustus 2022, angka kejadian stunting di Kota Depok adalah 3,48 persen.
Dari data itu Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, menekankan protein berperan penting dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting.
Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono mengatakan, pencegahan stunting jauh lebih efektif dibandingkan pengobatannya.
Baca Juga: Penertiban Kabel Udara di Depok Terganjal PLN
Berdasarkan studi yang dilakukan Headey tahun 2018 menyatakan, bahwa ada bukti kuat hubungan antara stunting dan indikator konsumsi pangan yang berasal dari hewan. Seperti daging, ikan, telur dan susu atau produk turunannya seperti keju dan yoghurt.
Upaya yang harus dilakukan antara lain perbaikan gizi masyarakat pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Yakni dengan konsumsi beragam makan bergizi dan memperhatikan isi piring setiap kali makan. Hal ini akan berdampak pada penurunan stunting.
Baca Juga: Sekda Kota Depok Jamin Kelestarian Petani Belimbing
"Para kader PKK, DWP, guru PAUD, guru TK ataupun RA merupakan beberapa unsur masyarakat yang sangat diperlukan perannya dalam pencegahan stunting sejak dini kerena mereka adalah unsur yang paling dekat dengan masyarakat," ujar Imam Budi Hartono, selapas acara webinar kesehatan dalam rangka peringatan Hari Jadi ke -24 Kota Depok tahun 2023, di aula Lantai 10, Gedung Baleka II, Kamis (11/05/23).
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Kota Depok sebesar 12,6 persen.
Sementara berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita pada Agustus tahun 2022, angka kejadian stunting di Kota Depok adalah 3,48 persen.
"Hal ini menunjukan bahwa masih ada kejadian stunting di Kota Depok, sehingga dapat menghambat upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan pembangunan kualitas sumber daya manusia," tegas Imam Budi Hartono.(***)