utama

Ada Tuan Baron, Bambu Runcing, dan Heroiknya TKR

Jumat, 18 Agustus 2017 | 09:30 WIB
SIMBOL PERJUANGAN: Tugu Batu Perjuangan yang dibangun di pertigaan Jalan Raya Sawangan menjadi simbol perjuangan rakyat Kota Depok, ketika melawan penjajah. (insert) Baba Ri'an (85), salah satu saksi sejarah perjuangan masyarakat Bedahan-Sawangan. Foto : Agung/Radar Depok

Kisah perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan seolah tak ada habisnya. Begitu pula dengan semangat perjuangan warga Sawangan saat mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia di masa kemerdeekaan. Berikut salah satu saksi perjuangan menceritakan peristiwa heroik kala itu.

Laporan: Muhammad Agung HR/Radar Depok

Hingar bingar kendaraan di Jalan Raya Sawangan nyaris menyamarkan keberadaan Tugu Batu Kemerdekaan. Tugu itu dibangun guna mengenang sejarah perjuangan perlawanan rakyat Sawangan dalam mengusir penjajah. Persis berada di tengah-tengah jalan tersebut, tugu batu itu dikelilingi taman yang sudah dipagari rantai. Mungkin agar tidak terganggu oleh tangan-tangan jahil.

“Di sini tentara NICA (Belanda) pada bulan Nopember 1945 pernah dihancurkan oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat), para pemuda pejuang bersama Rakyat wilayah Sawangan dalam Perang Kemerdekaan. Sawangan, 29 Desember 1979, ditandatangani Bupati Kdh Tkt II Bogor, H. Ayip Rugats”

Itulah deretan tulisan yang tertera di atas batu tersebut. Orang sekitar lebih sering menyebutnya Tugu Batu Kemerdekaan. Hampir 500 meter dari tugu itu, tinggalah seorang saksi sejarah perjuangan masyarakat Sawangan dalam merebut kemerdekaan.

Dialah Ri An bin Ri In. Ketika tiba di rumahnya di Jalan Raya Muchtar RT001/RW007 Kelurahan Sawangan Baru Kecamatan Sawangan, kami disambut ramah oleh pria kelahiran Bogor 10 Desember 1932 ini. Dengan ucapan yang terbata-bata, Ri An menceritakan pengalamannya di masa Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang.

Di Sawangan dulu terdapat istilah Onder Nemeng, ada sebuah pabrik karet pada era zaman penjajahan Belanda kedudukannya di Sawangan yang dipegang orang Belanda bernama Tuan Baron. Pascaperistiwa dijatuhkannya Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang, hampir semua tentara Jepang yang ada di Indonesia pulang ke negara mereka. Kemudian pendudukan tanah diambil alih oleh tentaara Belanda.

“Beberapa waktu setelah itu, sempat terjadi perundingan antara Indonesia (diwakili Soekarno) dengan Belanda. Itu yang saya ingat,” ucap Baba Ri An biasa ia disapa.

Menurut Baba Ri An, pada masa itu di Sawangan terdapat tempat buat penggilingan padi. Bila ada penduduk yang punya sawah bermeter-meter, kalau belum ada izin dari Tuan Baron maka tidak boleh dipotong alias dipanen.

“Nah kalau sudah ada izin boleh dipotong. Biar pun padi udah pada tumbuh kalau belum izin kagak boleh itu,” kata Baba Ri An.

Ia melanjutkan, proses pemotongan padi diikat menjadi lima bagian, kemudian dibariskan. Jadi, satu petani lima ikat padi. Kemudian dipungut satu-satu. “Untuk upah motong satu, buat ke Onder Nemeng satu, dan yang punya sawah bagiannya tiga ikat. Kalau ingat kejadian itu baba kayak mimpi. Semuanya dari Pasir Putih, Bedahan, Curug batasnya Wates kumpul di mari semua,” kenang Baba Ri An.

Zaman Jepang kalah, kemudian bubar di sini. Kalau ada orang yang ngambil getah karet di sekitar perkebunan karet, seminggu sekali dapat beras. Menurut Baba Ri An berasnya itu juga buat masyarakat.

Dulu perjuangan rakyat untuk mengusir penjajah hanya menggunakan senjata bambu runcing, setelah gedoran Jepang kosong. Kemudian di Sawangan diisi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), tempat yang sekarang menjadi tugu itu dibuat latihan TKR. Lama-kelamaan Belanda datang dan menyerang wilayah ini.

“Setelah Jepang pergi, TKR kemudian membangun jembatan di daerah Parung Bingung, dan sempat terjadi peperangan dengan Belanda,” ucapnya.

Lama-kelamaan kosong, tanahnya digarap. Akhirnya setelah perang kemudian ditinggal sudah tidak menjadi tempat latihan perang. Karena dulu di kawasan itu ada TKR. Namun, Baba Ri An sudah tidak ingat lagi tahun berapa peristiwa itu terjadi.

Halaman:

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB