“Lalu dibangunlah tugu batu tersebut. Sebagai simbol perjuangan rakyat melawan penjajah. Sudah lupa tahun berapa Tugu Batu itu dibangun, dulu itu di situ ada pohon besar,” ujarnya.
Di era peperangan kondisi wilayah di sini mayoritas adalah sawah, rumah masih jarang, tetapi ada pabrik, di dalamnya dibantu kuda. Lama-kelamaan aktivitas dalam pabrik itu dibantu mobil. Jalanan masih tanah, dari Bedahan sampai ke Parung hingga ke Wates. “Zaman dulu itu riwayat Baba segitu. Cuman baba waktu dulu mau masuk TKR kagak dikasih sama orang tua. Di Sawangan ada beberapa orang yang masuk TKR, semangat mereka membela tanah air begitu luar biasa,” papar Baba Ri An.
Orang tua Baba Ri An, yakni Ri In dan ibu Amah ikut perjuangannya ketika membangun jalur kereta api di Manggarai tak jauh dari Kali Pasar Rumput dekat pintu air Manggarai. Kalau bikin DAM di kali pinggirnya turunnya pakai lori. Di sini juga sempat ada tempat pengurusan kuda, karena pada waktu itu alat transportasi masih memakai kuda. (*)