RADARDEPOK.COM - Desa Bone Bone letaknya bersebelahan dengan Desa Salukanan, desa yang berada di ketinggian 1350 MDPL ini merupakan desa paling ujung di Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. Ada tiga dusun di desa yang memiliki aturan yang sangat keras dengan asap rokok yaitu Dusun Buntubilla, Dusun Bungiinbungin dan Dusun Pendokesan.
Laporan : Iqbal Muhammad, Depok
Menuju Desa Bone Bone yang berjarak sekitar 300 Km dari Kota Makasar harus melewati Jalan Poros Pinrang Enrekang, yang jalannya sempit dan berlubang. Ada beberapa destinasi wisata yang dilewati untuk menuju desa Bone Bone. Salah satunya Bukit Nona yang sangat fenomenal itu setelah kita menempuh perjalanan sekitar 5 jam dari Makasar.
Dari Bukit Nona, -+ 2 jam perjalanan kita belok kanan keluar dari jalan Poros Pinrang Enrekang. Dari pertigaan itu jalan semakin sempit dan berlubang. Ditambah jalur yang menikung, turunan dan tanjakan yang curam juga harus dilewati.
Baca Juga : Dari Baduy Menuju Tana Toraja (1) : Menikmati Beras Termahal di Indonesia
Setelah memasuki Desa Salukanan, untuk menuju Desa Bone Bone yang berjarak sekitar 10 Km disuguhkan dengan pemandangan yang meamanjakan mata. Gugusan bukit pegunungan Latimojong, hamparan sawah dikanan dan kiri dengan teknik terasering yang tertata rapih, di lengkap dengan aliran sungai yang berair jernih. Ditambah lagi beberapa air terjun di sebalah kanan jalan, menambah eksotisme perjalanan menuju Desa yang pernah mendapatkan penghargaan Otonomi Daerah award tingkat Sulawesi Selatan.
Memasuki Desa Bone Bone, ditandai dengan gapura warna kuning bergaris hijau “Selamat datang di Desa Bone Bone Anda memasuki kawasan dilarang merokok, minuman keras, dan Narkotika, Psykotropika dan obat-obat lain” begitulah isi peringatan di Gapura masuk Desa yang juga penghasil kopi terbaik di Indonesia.
Gapura desa itu juga menjadi batas siapapun termasuk pejabat Negara, untuk tidak boleh merokok ketika melewati batas gapura. Jadi untuk warga atau pun pengunjung desa yang ditinggali sekitar 800 jiwa menjadi batas akhir untuk menikmati rokok. “Jadi kalau warga mau merokok harus berjalan dulu melewati perbatasan desa, “ kata Kepala Desa Bone Bone Muhammad Idris.
Lalu bagaimana jika ada warga yang kedapatan merokok di lingkungan desa. Kades yang pernah diundang ke beberapa negara Asean dan Eropa tersebut menjelaskan, ada sanksi sosial bagi warga yang melanggar aturan. Jika kedapatan merokok dilingkunan desa mereka harus membersihakn jalan, membersihkan masjid dan membersihkan lingkungan desa. “Bahkan kita umumkan di pengeras suara masjid jika ada yang melanggar,” kata Idris.
-
Lelaki berusia 56 tahun itu mengatakan, aturan itu bukan hanya untuk warga desa saja, tapi untuk semua orang yang masuk ke Desa Bone Bone. Bahkan, beberapa waktu lalu ada pejabat dari Kabupaten Enrekang yang sedang meninjau perkembangan desa kedapatan merokok. Tidak tanggung-tanggung pejabat tersebut diantaranya Kasatpol PP dan salah satu asisten daerah Kabupaten Enrekang.
“Saya melayangkan surat kepada Bupati Enrekang jika anak buahnya telah melanggar aturan desa. Tidak lama kemudian, pejabat tersebut dating ke desa dan menyerahkan uang masing-masing Rp3,5 juta sebagai bentuk sanksi telah melanggar aturan desa,” jelas Idris sambal terkekeh kekeh mengingat peristiwa itu.
Kades Bone Bone H Muhammad Idris merupakan figur yang sangat bersahaja, murah senyum dan sangat cerdas menjelaskan visi dan misi sebagai kades. Saat pertemuan dengan Idris, CEO Radar Bogor Group Hazairin Sitepu yang memasuki kantor desa, disambut baik oleh seorang pria paruh baya yang mengenakan celana training warna biru lusuh. Dan baju biru lengan panjang lusuh juga.
Didalam kantor itu ada tiga pria muda dibelakang meja yang juga menyambut kedatangan saya dan Hazairin. “Assalamualaikum, Saya dari Bogor, Apakah saya bisa bertemu dengan pak Kades,” ucap Hazairin.
Ketiga pria yang dibelakang meja itu tersenyum kecil, ada juga yang tertawa sambil menujukan ibu jarinya kepada pria yang berada di samping Hazairin. “Ya allah, mohon maaf pak saya tidak menduga kalau bapak kades,” kata Hazairin sambil tersenyum dan tertawa.
“Tidak apa apa pak, jauh juga ya pak dari Bogor ke Desa Bone Bone. Ayo kita ngobrol di depan saja pak,” kata Idris sambal menunjukan bale di depan kantor desa.
Dalam diskusi itu Idris menjelaskan, peraturan itu ada setelah keprihatinannya pada tahun 2000, dimana budaya merokok di Desa Bone Bone sudah sangat mengakar. Bahkan anak anak kecil dibawah usia 10 tahun pun sudah menjadi hal yang snagat lumrah merokok. “Nah tingginya tingkat perokok di desa menjadi salah satu faktor kemiskinan di desa saat itu,” jelas Idris.
Merubah kebiasaan bukan perkara mudah, selepasnya Idris dipilih menjadi Kades pada tahun 2000. Ia melakukan konsolidasi kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda desa untuk mensosialisasikan aturan bebas rokok di desa. “Alhamdulillah mereka semua paham dan mengerti aturan itu saya buat semata mata untuk mengembangkan ekonomi warga dan menjaga kesehatan warga,” kata Idris.
https://www.youtube.com/watch?v=FmmAHnIDxEI
Mulai tahun 2005, Idris yang terpilih lagi sebagai Kades mulai menerapkan peraturan itu berikut dengan sanksi sosial yang harus diterima wargaya, jika kedapatan merokok di lingkungan desa. “Selama 5 tahun saya sosialisasi kepada warga, memberikan pemahaman dan pengertian terhadap aturan yang saya terapkan. Alhamdulillah ditahun 2005 aturan itu sudah mulai diterapkan secara tegas,” katanya.
Yang paling sulit saat ini adalah warga perantau yang kembali ke desa, mereka sudah terbiasa merokok dimana saja sesuka hati mereka. Nah, pas mereka mudik kembali ke desa terkadang mereka lupa dengan aturan yang sudah diterapkan di desa. “Tidak ada toleransi bagi siapapun yang kedapatan merokok, sanksi sosial sudah menanti,” tegasnya.
“Bagaimana aparat desa bisa mendeteksi adanya warga yang merokok, bisa saja mereka merokok sambil sembunyi-sembunyi,” tanya Hazairin dalam diskusi kecil itu.
Idris menjelaskan, deteksi awalnya dari anak-anak. Anak kecil tidak bisa bohong, kadang mereka melaporkan siapapun yang merokok ke aparat desa. “Sosialisasi kita ke anak-anak adalah, merokok itu merusak kesehatan dan bisa jatuh miskin kalau merokok. Makanya, kalau melihat ada keluarganya yang merokok anak anak takut kalau keluarganya sakit dan nantinya jatuh miskin,” ungkapnya sambal tersenyum.
Keberhasilannya menerapkan peraturan tanpa merokok, membuat Idris diundang ke negara Eropa. Salah satunya Jerman. Ia diundang oleh salah satu lembaga anti rokok di Jerman untuk menjelaskan proses penerapan regulasi itu yang dinilai berhasil. “Ya mungkin mereka juga ingin menerapkan daerah bebas rokok di negaranya,” ucap dia.(Bersambung)