Kamis, 23 Maret 2023

Sri Lanka Bangkrut, Para Wanita Sampai Barter Seks untuk Mendapatkan Makanan

- Kamis, 21 Juli 2022 | 11:33 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RADARDEPOK.COM - Krisis ekonomi yang membuat Sri Lanka bangkrut, membuat rakyatnya pun mengalami permasalahan memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya. Para wanita, terutama dari kalangan industri tekstil di Sri Lanka, dipaksa memberikan layanan seks dengan imbalan makanan dan obat-obatan.

Barter seperti itu menjadi satu-satunya pilihan untuk mendapatkan makanan. Penderitaan para wanita tersebut diulas surat kabar lokal, The Morning, Selasa (19/07).

Menurut laporan surat kabar tersebut, itu adalah dampak memburuknya ekonomi negara, yang kini membuat wanita buruh di pabrik tekstil semakin beralih ke prostitusi sebagai pekerjaan alternatif karena kekhawatiran akan diberhentikan.

“Kami mendengar bahwa bisa kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi di negara ini dan solusi terbaik yang dapat kami lihat saat ini adalah pekerja seks," kata seorang wanita buruh pabrik tekstil yang mengambil pekerjaan sampingan sebagai pekerja seks.

"Gaji bulanan kami sekitar Rs28.000, dan maksimum yang bisa kami peroleh adalah Rs35.000. Tapi melalui terlibat dalam pekerjaan seks, kami bisa mendapatkan lebih dari Rs15.000 per hari. Tidak semua orang akan setuju dengan saya, tapi inilah kenyataannya."

Menurut laporan Ecotextile.com, badan perdagangan Forum Asosiasi Pakaian Gabungan Sri Lanka telah mengungkapkan bahwa Sri Lanka kehilangan 10-20 persen pesanannya ke India dan Bangladesh karena krisis ekonomi yang sedang berlangsung yang telah mengguncang kepercayaan pembeli.

BACA JUGA : Klarifikasi Soal Wacana Gabung ke Jakarta, : Walikota Depok : Kita Nyaman di Jawa Barat

The Morning dalam laporan terbarunya serta Telegraph yang berbasis di Inggris Inggris dalam laporan sebelumnya, mengeluarkan data ada kenaikan 30 persen dalam hal jumlah wanita yang bergabung dengan industri seks di Ibu Kota Sri Lanka; Kolombo, sejak Januari 2022.

Para wanita tersebut sebelumnya bekerja di industri tekstil. Kedua publikasi tersebut mengutip Stand Up Movement Lanka (SUML), kelompok advokasi pekerja seks terkemuka di negara itu, tentang fakta ini.

Laporan mengutip Ashila Dandeniya, direktur eksekutif SUML, yang mengatakan bahwa para wanita tersebut sangat putus asa untuk menghidupi anak-anak mereka, orang tua atau bahkan saudara mereka.

"Dan pekerjaan seks adalah salah satu dari sedikit profesi yang tersisa di Sri Lanka yang menawarkan banyak keuntungan dengan cepat," kata Dandeniya.

Beberapa faktor telah berkontribusi pada pergeseran ke arah perdagangan seks ini, yang utama adalah inflasi yang sangat tinggi yang telah menurunkan upah yang sudah merosot di industri tekstil menjadi debu.

Ketika ditambah dengan kelangkaan bahan bakar, makanan dan obat-obatan di negara yang sedang diperangi, skenarionya menjadi suram bagi para wanita tersebut.

Laporan media lokal juga menunjukkan bahwa karena kelangkaan akut komoditas penting, para wanita dipaksa untuk barter makanan, obat-obatan dengan layanan seks kepada pemilik toko lokal.

Perdagangan seks, lanjut laporan itu, berkembang pesat di lokasi-lokasi yang dekat dengan zona industri yang dekat dengan Bandara Internasional Bandaranaike Kolombo, yang diduga berada di bawah perlindungan dan peraturan polisi. Banyak dari para wanita tersebut dipaksa tidur dengan petugas polisi oleh "nyonya" rumah bordil sebagai pengganti perlindungan tersebut.

Sementara laporan media lokal juga menyebutkan bahwa para wanita malang ini dipaksa untuk melakukan hubungan seks yang tidak aman atas desakan klien—mulai dari akademisi hingga anggota mafia.

Mereka tidak memiliki pilihan lain karena pekerjaan di bidang pertanian juga telah menyusut tajam. Hasil pertanian, menurut laporan tersebut, telah menyusut hingga 50 persen tahun lalu.

Sebagian besar lahan pertanian negara itu dibiarkan kosong oleh rezim Goatabaya Rajapaksa yang melarang pupuk kimia pada Mei 2021 yang semakin menambah kesengsaraan rakyat. Para wanita tersebut sering menghadapi pelecehan dan kekerasan oleh klien. (rd/net)

 

Editor : Pebri Mulya

 

https://www.youtube.com/watch?v=6qR6rD9F2no

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Tarawih Pertama, Masjid di Depok Dipadati Jemaah

Rabu, 22 Maret 2023 | 21:17 WIB

1 Ramadan 1444 H Jatuh pada Kamis 23 Maret 2023

Rabu, 22 Maret 2023 | 19:38 WIB

Mimbar Jumat: Indahnya Pakaian Seorang Muslim

Jumat, 17 Maret 2023 | 09:49 WIB
X