Senin, 22 Desember 2025

Anak Nol Dosis di Kabupaten Bogor Diintervensi, Libatkan TNI-Polri Hingga Tokoh Agama

- Jumat, 1 Agustus 2025 | 08:15 WIB
Identifikasi anak nol dosis yang diadakan Dinkes Kabupaten Bogor. (KABAR BOGOR)
Identifikasi anak nol dosis yang diadakan Dinkes Kabupaten Bogor. (KABAR BOGOR)

RADARDEPOK.COM - Pemerintah Kabupaten Bogor intervensi anak-anak zero dose atau nol dosis sebagai langkah krusial untuk mencapai cakupan imunisasi universal.

Hal ini dilakukan guna mengurangi kematian bayi dan balita, akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah, serta memastikan keadilan dalam pelayanan kesehatan. Dalam program ini Pemkab Bogor akan melibatkan TNI, Polri, tokoh agama, dan stakeholder terkait.

Sebagai langkah awal, Pemkab Bogor melalui Dinas Kesehatan menggelar pertemuan untuk identifikasi anak zero dose melalui Survey Cepat Komunitas dan koordinasi lintas sektor dalam penjangkauan anak zero dose di Kabupaten Bogor, di Cibinong.

Baca Juga: Defisit Tembus Rp500 Miliar, Ketua DPRD Bogor Fokus Skala Prioritas

Tujuannya untuk mempercepat upaya menjangkau anak-anak yang belum pernah menerima imunisasi dasar atau zero dose. Pertemuan tersebut melibatkan berbagai pihak mulai dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Non Government Organization (NGO) Clinton Health Access Initiative (CHAI), TNI-Polri, tokoh agama, TP PKK, Camat, Kepala Desa, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Penyuluh Kantor Urusan Agama (KUA), Bidan Desa dan Puskesmas.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Adang Mulyana mengatakan,anak zero dose adalah anak yang belum pernah menerima satu dosis pun dari vaksin dasar apapun dalam program imunisasi rutin, khususnya vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) yang sering dijadikan indikator awal cakupan imunisasi.

Istilah ini digunakan oleh organisasi internasional seperti WHO dan UNICEF untuk mengidentifikasi kelompok anak yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Baca Juga: Bojonggede Bogor Ajak Masyarakat Perkuat Budaya Qurani Via MTQH 

Menurutnya, peningkatan kasus penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi menjadi alarm penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak bersama.

“Kasus campak, pertusis, bahkan polio kembali ditemukan dalam tiga tahun terakhir, padahal sebelumnya sudah hampir hilang. Ini akibat cakupan imunisasi yang sangat rendah, terutama selama masa pandemi,” tegasnya.

Adang juga mengungkapkan bahwa tantangan utama di lapangan meliputi tingginya mobilitas masyarakat, kurangnya waktu orang tua karena bekerja, hingga penolakan imunisasi karena alasan keyakinan atau kekhawatiran efek samping.

Baca Juga: Kabupaten Bogor Bersih dan Nyaman Diapresiasi Bupati Rudy Susmanto 

“Oleh karena itu, kami melibatkan tokoh agama seperti dari MUI untuk memberi pemahaman, juga TNI-Polri untuk membantu mobilisasi sasaran. Semua pihak harus bergerak bersama,” lanjut Adang.

Dalam kegiatan ini, Dinkes juga menggandeng NGO Clinton Health Access Initiative (CHAI) yang selama ini konsisten membantu fasilitasi kegiatan imunisasi di Kabupaten Bogor.

Langkah-langkah strategis yang dibahas meliputi pemetaan sasaran zero dose, edukasi berbasis komunitas, serta pendataan dan pelacakan anak yang belum imunisasi melalui lintas sektor.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sah! Muhamad Yusril Nakhodai PK KNPI Ciawi

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:21 WIB

MPI Kabupaten Bogor Sabet Dua Medali di Kejurda Jabar

Sabtu, 20 Desember 2025 | 22:52 WIB

Ini Tiga Titik Hambat di Jalur Puncak Bogor

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB

Pemkab Bogor Semangat Sukseskan Program MBG

Kamis, 18 Desember 2025 | 08:45 WIB
X