Senin, 22 Desember 2025

Gempa Bumi Diduga Akibat Pengeboran PT SEGS, Desak Bonus Produksi Perusahaan untuk Kepentingan Masyarakat

- Rabu, 24 September 2025 | 07:00 WIB
Tokoh Masyarakat Kecamatan Pamijaha, Kabupaten Bogor, Ali Taufan Vinaya besama masyarakat terdampak gempa. (DOKUMEN NARASUMBER)
Tokoh Masyarakat Kecamatan Pamijaha, Kabupaten Bogor, Ali Taufan Vinaya besama masyarakat terdampak gempa. (DOKUMEN NARASUMBER)

"Bonus produksi panas bumi dari PT SEGS untuk tahun 2025 telah disalurkan secara bertahap. Untuk tahap I mulai Agustus dan tahap II pada November mendatang," dia menjelaskan.

Masih kata ATV, mengacu Peraturan Bupati Bogor Nomor 46 Tahun 2021, bonus produksi PT SEGS digunakan untuk pembangunan sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

"Kita berharap Pemkab Bogor mengubah alokasi bonus menjadi 90 persen untuk desa dan 10 persen untuk Pemkab Bogor. Sebab selama ini Pemkab Bogor tidak transparan terkait besaran dan digunakan untuk apa saja bonus produksi tersebut," ucapnya.

Baca Juga: Rancangan APBN 2026 akan Defisit Sebesar 2,68 Persen, Menkeu Purbaya: Masih Fleksibel Terhadap Guncangan

Satu-satunya yang diketahui adalah uangnya digunakan untuk membangun kantor Kecamatan Pamijahan. Padahal seharusnya pembangunan kantor tersebut lebih baik menggunakan APBD reguler saja, sementara bonus produksi dialokasikan untuk membangunkan fasilitas masyarakat, seperti tempat beribadah atau yang lainnya.

Menurutnya, dulu ketika Bupati Bogor dijabat  Ade Yasin yang masih menggunakan Perbup Nomor 6 Tahun 2019, masyarakat mendorong  bonus yang semula alokasinya 60 persen untuk Kabupaten Bogor dan 40 persen untuk desa menjadi 70-30 dengan sandaran payung hukum Perbup Nomor 46 Tahun 2021.

Baca Juga: Riset Astro : Belanja Cepat jadi Kebiasaan Baru Masyarakat

Sekarang ini di era pemerintahan Rudy Susmanto-Jaro Ade bisa melakukannya dengan merealisasikan alokasi bonus produksi 90 persen untuk desa-desa dan 10 persen Pemkab Bogor.

"Supaya masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaat keberadaan PT SEGS, jangan hanya merasakan dampak buruk akibat aktivitasnya saja," tegas aktivis 98 itu.

Sebagaimana diketahui, ratusan jiwa di Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan dan Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, memilih mengosongkan rumah dan tinggal sementara di tenda darurat. Mereka masih trauma adanya gempa susulan yang awal mula terjadi pada Sabtu (20/9/2025) malam.

Baca Juga: Pengolahan Pakan Ternak dan Ambulans Ikan jadi Inovasi Andalan Pemkab Bogor

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa magnitudo 4.0 berpusat di darat kedalaman 7 kilometer, di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Gempa ini dipicu aktivitas sesar aktif dangkal dengan mekanisme geser (strike-slip fault). Getaran akibat gempa terasa hingga sebagian wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.

Sementara, Humas PT SEGS, Asrul belum memberikan jawaban saat dikonfirmasi perihal bonus produksi panas bumi untuk desa-desa sekitar area produksi dan Pemkab Bogor.

Baca Juga: 95 Persen Lulusan MA Pesantren Al-Hamidiyah Diterima di PTN dan PTLN

Demikian pula dengan Sekda Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika dan Kepala DPMD Kabupaten Bogor, Hadijana belum memberikan keterangan terakit hal tersebut.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sah! Muhamad Yusril Nakhodai PK KNPI Ciawi

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:21 WIB

MPI Kabupaten Bogor Sabet Dua Medali di Kejurda Jabar

Sabtu, 20 Desember 2025 | 22:52 WIB

Ini Tiga Titik Hambat di Jalur Puncak Bogor

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB

Pemkab Bogor Semangat Sukseskan Program MBG

Kamis, 18 Desember 2025 | 08:45 WIB
X