Ketua PP Kabupaten Bogor, Daulat Harahap Minta Pasukannya Berorganisasi Gunakan Otak

Ketua MPC PP Kabupaten Bogor pun menegaskan, apabila anggotanya tidak bersedia menjadinsatu komando, maka jangan membawa virus yang dapat merusak tatanan dalam organisasi.

"Jangan sampai jadi virus di organisasi ini. Jangan jadi benalu. Gantungkan dulu bajunya, kalau memang tidak sejalan dengan MPC. Seandainya tidak senang, pemimpinnya istirahat dulu di organisasi ini," tegasnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bogor, Ferdinando Selmi Pardede mengatakan, bahwa 66 tahun perjalanan organisasi ini merupakan bukti konsistensi dan ketangguhan dalam mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa.

Baca Juga: Gerobak Pintar Lapas Cibinong : Perpaduan Literasi dan Musik yang Bikin Seru Akhir Pekan Warga Binaan

“Pemuda Pancasila lahir dari semangat pemuda Indonesia yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga keutuhan NKRI. Sejak berdiri pada 28 Oktober 1959, organisasi ini konsisten menjadi garda terdepan dalam membela Pancasila dari berbagai ancaman ideologi yang bertentangan,” ujarnya.

Ia menambahkan, di era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, generasi muda menghadapi tantangan besar berupa degradasi moral, penyalahgunaan teknologi digital, serta berkurangnya semangat nasionalisme.

Karena itu, pemuda diharapkan mampu menjadi pelopor perubahan yang positif dan inovatif di tengah masyarakat.

Baca Juga: Rutan Kelas I Depok Perkuat Layanan Publik, Ombudsman Jakarta Raya Tinjau Kesiapan

“Pemuda harus hadir sebagai agen perubahan yang mampu menjadi filter terhadap pengaruh negatif dan sekaligus motor penggerak kemajuan daerah. Sinergi antara pemerintah dan organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila menjadi kunci mewujudkan Kabupaten Bogor Istimewa dan Gemilang,” tuturnya.

Dia mengajak seluruh anggota Pemuda Pancasila untuk terus berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah serta mendukung berbagai program pemerintah di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.***

Jurnalis : Achmad Kurniawan