Minggu, 21 Desember 2025

Dinkes Kabupaten Bogor Akui Penanganan HIV Kompleks

- Selasa, 9 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty (ISTIMEWA)
Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty (ISTIMEWA)

RADARDEPOK.COM-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor beber kompleksitas tantangan penanggulangan HIV di Bumi Tegar Beriman dengan populasi lebih dari 6,3 juta jiwa, menjadi yang terbesar di Indonesia. 

Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty menyebut, dengan wilayah yang sangat luas serta karakter masyarakat yang beragam, risiko penularan HIV menjadi isu strategis yang harus dikelola dengan sangat serius dan terencana.

Dijelaskannya, pola penularan HIV secara epidemiologis telah mengalami pergeseran. Penularan kini tidak hanya terjadi pada kelompok berisiko tinggi, tetapi juga pada ibu rumah tangga dan anak-anak.

Baca Juga: PDI Perjuangan Depok Ganti Gerbong! Yuni Ketua, IT Sekretaris, Riza Bendahara, Optimis Suara Banteng Naik

Hal ini membuat upaya deteksi dini harus diperluas hingga ke kelompok-kelompok yang selama ini tidak pernah terpikirkan dapat terdampak.

Menurutnya masih banyak ODHIV yang belum terdiagnosis, sebagian karena tidak mengetahui informasi atau tidak memahami gejala awal.

"Tugas kita bersama untuk memastikan edukasi dan akses pemeriksaan menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ujar Kadinkes beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Sapa Warga Duren Seribu Depok, Anggota DPRD Jawa Barat Pradi Supriatna Sorot Penataan Lingkungan dan Normalisasi Aliran Sungai

Selain itu, Fusia Meidiawaty menyoroti adanya ODHIV yang putus berobat atau tidak teratur dalam mengkonsumsi ARV.

Untuk itu, dia memberikan beberapa instruksi penting, khususnya kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan agat nenjamin ketersediaan layanan tes HIV, konseling, serta pengobatan ARV secara terus-menerus, mudah diakses, setara, dan tanpa diskriminasi.

Kemudian, memberikan pelayanan yang ramah, penuh empati, dan menghargai, sehingga masyarakat merasa aman dan tidak takut untuk datang ke pelayanan kesehatan.

Baca Juga: Polisi Buru Remaja Hendak Tawuran Bawa Molotov di Cimanggis Depok, Hampir Bakar Ruko hingga Bubar saat Anggota TNI Lewat

“Mengintegrasikan layanan HIV dengan program TB, IMS, kesehatan reproduksi, dan layanan ibu hamil, serta memperkuat jejaring rujukan lintas sektor. Menghentikan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV, karena HIV bukan penyakit yang menular melalui kontak biasa,” katanya.

Fusia menegaskan bahwa stigma merupakan tantangan terbesar dalam penanggulangan HIV, sehingga seluruh tenaga kesehatan dan masyarakat harus memiliki perspektif yang benar, adil, dan manusiawi.

Dia pun mengajak seluruh pihak untuk menjadikan Peringatan Hari AIDS Sedunia sebagai momentum aksi, bukan sekadar seremoni.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sah! Muhamad Yusril Nakhodai PK KNPI Ciawi

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:21 WIB

MPI Kabupaten Bogor Sabet Dua Medali di Kejurda Jabar

Sabtu, 20 Desember 2025 | 22:52 WIB

Ini Tiga Titik Hambat di Jalur Puncak Bogor

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB

Pemkab Bogor Semangat Sukseskan Program MBG

Kamis, 18 Desember 2025 | 08:45 WIB
X