RADARDEPOK.com – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Bara Purwanto menduga insiden ambruknya atap SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Rabu, 10 September 2025 karena struktur yang tidak kuat menahan beban.
Menurut Purwanto, dari hasil tinjauan langsung ke SMKN 1 Cileungsi, tekanan pada bagian atap memang sangat besar.
Beban bertambah dengan genting yang berat karena termasuk jenis genting plentong.
“Usianya juga sudah sekitar 10 tahun, dibangun tahun 2015 saat masih dikelola kabupaten dan dialihkan ke provinsi pada 2017,” ujar Purwanto.
Purwanto juga menduga, struktur baja ringan yang digunakan sebagai penopang tidak kuat menahan beban sehingga memicu gelombang yang akhirnya runtuh.
“Ini kelihatannya rangka baja ringannya enggak kuat menahan tekanan. Jadi ambruk karena tekanannya berat,” kata Purwanto.
Ia juga menegaskan perlu adanya penelusuran dan penyelidikan terhadap perencanaan dan pengawasan pembangunan.
Hal ini, lanjut Purwanto, diperlukan untuk mengetahui pakah perencanaannya telah sesuai dengan pelaksanaan atau tidak.
Baca Juga: Perjalanan Dinas Kena Efisiensi, Fraksi PKB Depok Perkuat Koordinasi dengan Leading Sektor
“Ini yang harus diteliti. Kita ingin memastikan hal ini tidak terulang,” tegas Purwanto.
Sementara, untuk perawatan seluruh korban Disdik Jawa Barat akan menanggung seluruhnya.
“Gubernur Jawa Barat juga telah menginstruksikan semua sekolah untuk melaporkan bangunan yang dinilai kurang layak,” terang Purwanto.
Atap dan dinding bangunan SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor ambruk dan melukai 31 siswa dan guru pada Rabu, 10 September 2025, pagi WIB.