RADARDEPOK.COM–Suasana meriah menyelimuti halaman SMP Negeri 15 Depok saat ratusan siswa menampilkan kreativitasnya dalam ajang Pentas Seni bertema “Generasi Berkarya: Dari Alam ke Kata, Dari Kata ke Aksi Sehat”.
Kegiatan ini menjadi puncak dari pelaksanaan kokurikuler yang menggantikan Program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang mengikuti perubahan kebijakan pendidikan di tingkat pusat.
Pentas seni dibuka dengan senam kreasi massal, diikuti kurang lebih 780 siswa dari kelas VII hingga IX. Gerakan energik para siswa langsung membangkitkan antusiasme sejak pagi, sebelum memasuki rangkaian sambutan resmi dari pihak sekolah.
Kepala SMPN 15 Depok, Atiyatul Farida, mengatakan bahwa pentas seni ini menjadi ruang bagi siswa untuk menunjukkan proses belajar yang mereka jalani selama tiga minggu masa kokurikuler sistem blok.
“Ini kegiatan pengganti P5. Setelah menterinya berganti, ada perubahan pada regulasi, termasuk mengenai pembelajaran berbasis proyek. Maka kokurikuler hadir untuk menggantikan itu dengan konsep yang lebih terstruktur,” jelasnya.
Atiyatul Farida menuturkan, penerapan kokurikuler dengan sistem blok selama tiga minggu merupakan keputusan strategis yang harus diambil sekolah.
Hal itu lantaran penyusunan jadwal kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah selesai lebih dulu, sementara sosialisasi dari pengawas mengenai kokurikuler baru diterima sekitar bulan Agustus.
“Karena ini hal baru dan waktunya mepet dengan kalender pendidikan yang sudah berjalan, kami putuskan memakai sistem blok agar pembelajaran kokurikuler tetap fokus dan terukur,” katanya.
Baca Juga: BNPB Distribusikan Bantuan Lebih dari 7 Ton Menuju Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal Via Udara
Setiap kegiatan kokurikuler, termasuk pentas seni, memiliki penilaian yang nantinya akan dicantumkan ke dalam rapor siswa. Penilaian tersebut lebih menitikberatkan pada proses, kreativitas, kerja sama, dan kemampuan siswa menuangkan ide menjadi karya nyata.
Usai pembukaan, panggung pentas seni langsung diramaikan oleh beragam penampilan. Dimulai dari senam kreasi siswa, kemudian berlanjut ke rangkaian drama panggung, pantomim, penampilan band, vokal, hingga tari modern. Deretan aksi itu disuguhkan bergantian oleh setiap kelas dan kelompok ekstrakurikuler.