RADARDEPOK.COM – Dalam mewujudkan pengembangan masyarakat sekitar, serta pelestarian lingkungan hidup.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) berikan Program peduli Corporate Social Responsibility (CSR), berupa kembangan wisata Betawi Tujuh Muara melalui Krukut Pecinta Alam (Krupala) di Setu Tujuh Muara, Kelurahan/Kecamatan Bojongsari, Selasa (24/12).
RW14 Kelurahan Bojongsari, Daud Sulaeman mengatakan, tujuan acara ini sebagai bentuk memaksimalkan peran masyarakat untuk menjaga budaya Betawi dan potensi kearifan lokal, yang ada di Kota Depok. Khususnya Kelurahan Bojongsari.
Baca Juga: Pembangunan Kantor Kelurahan Serua Depok Molor, Kontraktor Didenda Rp120 Juta
Sebagai bentuk amenitas dari sebuah kawasan wisata, CSR PLN Peduli juga mendukung beberapa keperdulian untuk kampung wisata Tujuh Muara.
“Banyak yang diberikan PLN dalam pengembang dan memberikan CSR di Kampung Wisata Tujuh Muara. Seperti pembangunan Musala Ar-Rahman sebagai penguatan amenitas dalam wisata, pelatihan sablon beserta pemberian alat sablon, pelatihan pembuatan ondel-ondel dan terakhir kemarin pelatihan Palang pintu,” ujar Daud Sulaeman.
Daud menjelaskan, CSR PLN Peduli diberikan melalui dukungan material dari sosialisasi sesama komunitas giat pelatihan Anggurin Angguran di saung pinggir Situ Tujuh Muara setempat.
Baca Juga: 29 Warga Binaan Rutan Depok dapat Remisi Khusus Natal
“Awalnya saya pernah mengadakan giat pelatihan Anggurin Angguran di Saung pinggir Situ Tujuh Muara, salah satu narasumbernya adalah anggota Krupala yang kebetulan Krupala ini sering menyalurkan CSR PLN di banyak daerah. Dari situlah kita sering diskusi terkait pengembangan Situ Tujuh Muara” ungkap Daud.
Dalam kegiatan pelatihan palang pintu di Situ Tujuh Muara ini dihadiri oleh 10-15 orang, yang merupakan anggota palang pintu dari Krupala. “Anggotanya, rata-rata remaja dan orang dewasa dan kebetulan cowok semua,” kata Daud.
Untuk potensi perkembangan budaya Betawi dan mengembangkan kawasann wisata, masyarakat setempat sangat senang dengan CSR PLN Peduli yang diberikan. Selain skil bertambah, menjadikan masyarakat produktif.
Baca Juga: Pastikan Keselamatan Penumpang, 39 Awak Bus di Terminal Jatijajar di Tes Urin dan Periksa Kesehatan
Berjalannya zaman, membuat pemuda melupakan budaya setempat yaitu budaya Betawi. Berkurangnya generasi saat ini yang sadar akan budaya Palang pintu.
Padahal itu sangat penting untuk melestarikan budaya, sduah menjadi kewajiban pemuda untuk menanamkan sifat ambisius sebagai penerus. Banyak pergeseran budaya dengan modernisasi yang terjadi saat ini membuat pemuda lupa dengan budaya.
“Pelatihan ini sebagai wadah bagaimana masyarakat tetap tahu, mencintai bahkan melestarikan budaya Palang Pintu yang kita miliki” jelas Daud.
Artikel Terkait
Polisi Buru Pelaku Penusukan Siswa SMP di Depok
Mengulas Tradisi Natal Kaoem Depok : 1962 Sempat Terputus, Pulang Kampung Saat Cuaca Dingin Capai Puncaknya
Supian Suri dan Chandra Rahmansyah Semangat Bangkitkan Sepakbola Depok, Ini yang Mau Dilakukan
Polisi Tangani 4.298 Kasus Tindak Pidana di Depok : Ini Rangkuman Peristiwa Penting Selama 2024
Penusukan Siswa SMP di Depok : Empat Saksi Diperiksa, Komisi D Usul Bentuk KPAI
Orang Tua Terduga Pelaku Pembunuhan Siswa SMP di Depok Tawarkan Damai dengan Amplop Rp500 Ribu, Pengacara Desak Polisi Tangkap Pelaku
Segera Diresmikan, Eka Hospital Depok Gelar Unboxing Rumah Sakit