RADARDEPOK.COM - Halalbihalal dan santunan anak yatim yang diselenggarakan Warga Gunung Kidul di GOR Gotong Royong RT7/9 Kelurahan Jatijajar, Tapos, diapresisasi Walikota Depok Mohammad Idris, Minggu (7/6).
Kebersamaan warga Gunung Kidul yang berdomisili di Kota Depok dinilai menjadi salah satu bukti guyubnya warga Depok,
Walikota Depok, Mohammad Idris mengatakan, hasil survei kerjasama Kesbangpol dan Universitas Indonesia, ternyata tingkat guyub dan ketidaan konflik sosial di Kota Depok dinilai bagus.
Baca Juga: 73 Siswa SMA PGRI Depok Ikuti Wisuda
“Kebersamaan warga Gunung Kidul yang berdomisili di Kota Depok menjadi salah satu bukti guyubnya warga Depok, yang terdiri dari beragam suku bangsa, etnis, dan agama," ungkap dia.
Hasil survei itu tidak seperti yang disampaikan sebagian orang bahwa warga Kota Depok tidak guyub dan intoleran, karena semua orang Depok sangat toleran. Di Kota Depok ada sekitar 30 etnis.
“Saya harap semuanya rukun. Kalau orang Gunung Kidul nggak rukun, ya orang Depok bisa dibilang nggak rukun. Karena itu, saya menyampaikan terima kasih karena warga Gunung Kidul yang hidup rukun di Kota Depok," kata walikota.
Baca Juga: Wacana RW7 Kedaung Akan Dirikan PAUD
Guyub dan rukunnya warga Depok juga diangkat dalam tema Hari Jadi Kota Depok, yakni Beragam Suku Berpadu untuk Depok Lebih Maju.
Ketahanan nasional dan ketahanan keluarga juga sangat terkait dengan kerukunan suku etnis di sebuah kota, termasuk di Kota Depok yang merupakan multietnis.
Gelaran halalbihalal ini terbilang unik. Karena mengangkat konsep ketahanan pangan, yakni dengan membagikan bibit tanaman cabai, tomat, dan terong.
Baca Juga: Dinkes Depok Awasi Tempat Pengelolaan Pangan
Tokoh masyarakat Gunung Kidul, Sungkowo Pujo Dinomo mengatakan, warga Gunung Kidul berlatar belakang petani meski di tanah tandus.
Depok lebih subur tanahnya. Jadi, dia ingin mengembangkan ketahanan pangan sesuai dengan kondisi Kota Depok yang masuk kategori perkotaan melalui urban farming.
“Warga Gunung Kidul di Kota Depok terbilang cukup banyak karena mencapai kisaran 11 ribu KK. Sebaran terbanyak adalah di wilayah Kecamatan Tapos, sekitar 2.000 KK,” jelasnya.
Artikel Terkait
Sampah Depok Buang ke TTPAS Lulut Nambo Gak Ada Juntrungannya, Begini Fakta Lengkapnya
Fakta Sejarah, Asal-usul Asal Mula Kota Depok
UI Depok dan Salemba Siapkan Tempat UTBK-SNBT 2023 Buat 53.293 Peserta
Masalah TTPAS Lulut Nambo, Dewan Jabar Asal Depok Dorong Provinsi Segera Cari Investor Baru
PKS Daftarkan 50 Caleg ke KPU Depok 8 Mei, Gelar Flashmob dan Long March