Minggu, 21 Desember 2025

Marak LSD di Depok, Peternak Sapi Cegah Mandiri

- Kamis, 15 Juni 2023 | 11:20 WIB
TERNAK : Peternakan Sapi Situ Sawangan, Jalan Jambu RT5/4, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Sawangan, Rabu (14/6). (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)
TERNAK : Peternakan Sapi Situ Sawangan, Jalan Jambu RT5/4, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Sawangan, Rabu (14/6). (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM – Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) menjadi mimpi buruk para peternak sapi di Kota Depok, Rabu (14/6).

Berbagai upaya dilakukan para peternak sapi untuk mencegah penyakit yang mudah menular ini. Seperti yang dilakukan Peternakan Sapi Situ Sawangan, Jalan Jambu RT5/4, Kelurahan Kedaung, Kecamatan sawangan Depok.

Salah Satu Pengurus Peternakan Sapi Situ Sawangan, Didik Triwibowo mengatakan, LSD yang dapat menjangkit hewan ternak sapi ini terbilang penyakit yang tidak begitu mematikan. Tetapi, penyebarannya yang harus diwaspadai karena begitu cepat.

Baca Juga: Kisah-kisah Mistis: 7 Jembatan Angker di Indonesia, Warga Depok Harus Tahu!

“Kalau sudah ada gejala LSD seperti benjolan di tubuh sapi, langsung kami beri suntik intermectin,” ungkap Didik kepada Harian Radar Depok, Rabu (14/6).

Suntik intermectin ini, sambung dia, merupakan langkah awalnya untuk menangani penyakit LSD di lingkup peternakannya. Bertujuan untuk mencegah benjolan yang ada di tubuh sapi ini semakin banyak atau menyebar.

Lebih lanjut, Didik menjelaskan, jika sapi dengan gejala benjolan tersebut sudah disuntik intermectin. Sapi tersebut kemudian dipisahkan dengan kawanan sapi lainnya, yang kemudian dikarantina. Hal ini dilakukan agar tidak menular ke kawanan sapi lainnya.

Baca Juga: RW10 Sukamaju Depok Adakan Bazar UPPKA di Posyandu Kemuning

“Karena ketika benjolan pada sapi bergejala itu pecah. Justru itu yang membahayakan,karena penyebarannya bisa lewat situ,” terang dia.

Didik mengungkapkan, pernah ada satu sapi yang diduga mengalami gejala LSD dengan adanya satu benjolan di tubuh sapi tersebut. Tetapi ia berhasil menanganinya dengan menerapkan langkah-langkah penanganan tersebut.

Sehingga, sambung dia, sapi dengan gejala LSD di peternakannya itu dapat kembali sehat, dan berkumpul kembali dengan kawanannyasetelah tiga hari penanganan.

Baca Juga: Dua Posyandu Duren Seribu Depok Bakal Direhab Total

“Dalam langkah pencegahan, kami selalu rutin mengecek kesehatan sapi di sini, merawat kandang rutin dua kali sehari, suntik antibiotik dan suntik vitamin,” beber Didik.

Berkaitan dengan omzetnya menjelang Idul Adha, Didik mengaku tidak ada perubahan yang begitu signifikan.

Artinya, omzet penjualan sapi ternaknya kepada masyarakat terbilang normal tak ada perubahan yang banyak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X