RADARDEPOK.COM -Cuaca yang kurang bersahabat akhir-akhir ini membuat kualitas air di Kota Depok perlahan menurun. Tentunya, hal ini dapat berdampak pada kelayakan air untuk dikonsumsi.
Berdasarkan pendataan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), pengujian kualitas air dilakukan pada aliran Sungai Ciliwung yang melintasi Kota Depok.
Kepada Bidang (Kabid) Kepada Bidang (Kabid) Pengendalian, Pencemaran dan Penaatan Lingkungan (P3L) pada DLHK Kota Depok, Budiman mengatakan, hasil pengujian kualitas air di tiga titik pada Sungai Ciliwung pada Rabu (14/6), air di Kota Depok mengalami pencemaran ringan.
"Hasil pengujian Sungai Ciliwung di tiga titik yakni hulu, tengah dan hilir segmen Depok Tahun 2022, hasil perhitungan indeks pencemar menunjukan kategori cemar ringan pada baku mutu kelas II," jelas dia kepada Radar Depok.
Baca Juga: Begini Pengakuan Pembully Anak Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah
Artinya, kualitas air di Kota Depok pada kategori kelas II belum memenuhi baku mutu. Terkini, kondisinya sedang cemar ringan.
Klasifikasinya, kata Budiman, air yang dapat langsung di minum harus memenuhi baku mutu dalam kategori kelas I. Sementara, Kota Depok belum masuk dalam kategori tersebut.
"Untuk menjadi bahan baku air minum, bukan untuk langsung dikonsumsi, air permukaan harus memenuhi baku mutu kelas I," ujar dia.
Kendati demikian, jelas dia, kualitas air untuk dikonsumsi dapat mengacu pada kategori kelas II. Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) PP Nomor 22 Tahun 2021.
"Tapi untuk saat ini, menurut PP Nomor 22 Tahun 2021, untuk air permukaan yang belum ada penetapan kelasnya, maka menggunakan acuan baku mutu kelas II," beber Budiman.
Baca Juga: Sandiaga Uno Resmi Gabung ke PPP, Begini Harapan Mardiono
Budiman menjelaskan, kualitas air dapat menurun saat terjadi kemarau. Sebaliknya, musim hujan justru dapat membuat kualitas air dapat menjadi lebih baik.
"Kondisi cuaca berpengaruh terhadap kondisi kualitas air permukaan, saat musim hujan kualitas air permukaan bisa menjadi lebih baik dibandingkan saat kemarau, karena pada saat hujan terjadi pengenceran air permukaan oleh air hujan sementara saat musim kemarau kondisi sebaliknya terjadi," jelas dia.
Budiman berpendapat, kondisi kualitas air permukaan idealnya dilakukan empat kali pengukuran atau pengujian kualitas air. Rentetannya, musim hujan, peralihan dari musim hujan ke kemarau, musim kemarau serta peralihan musim kemarau ke musim hujan.
"Atau minimal pengujian dilakukan dua kali mewakili musim hujan dan kemarau," terang dia.
Artikel Terkait
Hari Air Sedunia : Tirta Asasta Depok Tanam Pohon, Susuri Sungai Ciliwung
Indepth News Radar Depok : Kualitas Air Sungai Ciliwung Menurun, Ini yang Dilakukan PT Tirta Asasta Depok
Indepth News Radar Depok : Sungai Ciliwung Antar 60 Persen Sampah ke Laut
Indepth News Radar Depok : Ubah Kebiasaan Masyarakat Sekitar Sungai Ciliwung, Libatkan Lintas Sektor
13 Tahun Eksistensi Komunitas Ciliwung Depok