Senin, 22 Desember 2025

Air Kali Ciliwung di Depok Belum Penuhi Baku Mutu

- Kamis, 15 Juni 2023 | 07:20 WIB
Pemandangan Kali Ciliwung di Depok
Pemandangan Kali Ciliwung di Depok

RADARDEPOK.COM -Cuaca yang kurang bersahabat akhir-akhir ini membuat kualitas air di Kota Depok perlahan menurun. Tentunya, hal ini dapat berdampak pada kelayakan air untuk dikonsumsi.

Berdasarkan pendataan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), pengujian kualitas air dilakukan pada aliran Sungai Ciliwung yang melintasi Kota Depok.

Kepada Bidang (Kabid) Kepada Bidang (Kabid) Pengendalian, Pencemaran dan Penaatan Lingkungan (P3L) pada DLHK Kota Depok, Budiman mengatakan, hasil pengujian kualitas air di tiga titik pada Sungai Ciliwung pada Rabu (14/6), air di Kota Depok mengalami pencemaran ringan.

"Hasil pengujian Sungai Ciliwung di tiga titik yakni hulu, tengah dan hilir segmen Depok Tahun 2022, hasil perhitungan indeks pencemar menunjukan kategori cemar ringan pada baku mutu kelas II," jelas dia kepada Radar Depok.

Baca Juga: Begini Pengakuan Pembully Anak Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah

Artinya, kualitas air di Kota Depok pada kategori kelas II belum memenuhi baku mutu. Terkini, kondisinya sedang cemar ringan.

Klasifikasinya, kata Budiman, air yang dapat langsung di minum harus memenuhi baku mutu dalam kategori kelas I. Sementara, Kota Depok belum masuk dalam kategori tersebut.

"Untuk menjadi bahan baku air minum, bukan untuk langsung dikonsumsi, air permukaan harus memenuhi baku mutu  kelas I," ujar dia.

Kendati demikian, jelas dia, kualitas air untuk dikonsumsi dapat mengacu pada kategori kelas II. Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) PP Nomor 22 Tahun 2021.

"Tapi untuk saat ini, menurut PP Nomor 22 Tahun 2021, untuk air permukaan yang belum ada penetapan kelasnya, maka menggunakan acuan baku mutu kelas II," beber Budiman.

Baca Juga: Sandiaga Uno Resmi Gabung ke PPP, Begini Harapan Mardiono

Budiman menjelaskan, kualitas air dapat menurun saat terjadi kemarau. Sebaliknya, musim hujan justru dapat membuat kualitas air dapat menjadi lebih baik.

"Kondisi cuaca berpengaruh terhadap kondisi kualitas air permukaan, saat musim hujan kualitas air permukaan bisa menjadi lebih baik dibandingkan saat kemarau, karena pada saat hujan terjadi pengenceran air permukaan oleh air hujan sementara saat musim kemarau kondisi sebaliknya terjadi," jelas dia.

Budiman berpendapat, kondisi kualitas air permukaan idealnya dilakukan empat kali pengukuran atau pengujian kualitas air. Rentetannya, musim hujan, peralihan dari musim hujan ke kemarau, musim kemarau serta peralihan musim kemarau ke musim hujan.

"Atau minimal pengujian dilakukan dua kali mewakili musim hujan dan kemarau," terang dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X