Senin, 22 Desember 2025

YMPAI Beri Pemahaman Soal Kesehatan Reproduksi di Depok, Ini Penjelasannya

- Rabu, 23 Agustus 2023 | 07:00 WIB
Founder dan Direktur YMPAI, Julie Rostina Founder saat melakukan podcast Juzi Corner bertajuk Situasi Kesehatan Reproduksi, dan Seksulitas Indonesia dalam Festival Buku Depok 2023. (GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK)
Founder dan Direktur YMPAI, Julie Rostina Founder saat melakukan podcast Juzi Corner bertajuk Situasi Kesehatan Reproduksi, dan Seksulitas Indonesia dalam Festival Buku Depok 2023. (GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM - Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia (YMPAI) melalui Podcast Juzi Corner dalam Festival Buku Depok 2023, menyinggung tentang isu kesehatan reproduksi.

Tema podcast kali ini bertemakan Situasi Kesehatan Reproduksi, yang dipimpin langsung Founder dan Direktur YMPAI, Julie Rostina Founder.

Baca Juga: AMSI Bahas AI Untuk Transformasi Bisnis Berbagai Sektor Melalui IDC dan AMSI Award 2023

Julie Rostina Founder membahas soal pemahaman perbedaan arti kesehatan reproduksi, yang mana kebanyakan masyarakat belum memahami secara benar definisi tersebut.

"Selanjutnya, bahwa kondisi kesehatan reproduksi dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan, terjadi kesenjangan antara usia Aqil Baligh anak Indonesia," jelas Julie Rostina Founder kepada Radar Depok, Selasa (22/8).

Baca Juga: Sukarjito Rengkuh Pemilu 2024 : Perhatikan Rakyat Kecil, Benahi Rumah Tidak Layak Huni

Julie Rostina Founder memaparkan, berdasarkan review literatur dan penelitian yang dilakukan YMPAI. Dalam penelitian tersebut, usia baligh anak Indonesia makin dini.

Julie Rostina Founder memperkirakan, pada 2030 usia rata-rata anak perempuan menarche atau menstruasi pertama di usia 6 tahun. Sedangkan, usia Aqil atau kemandirian serta pemikiran matang di usia 25 tahun.

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Adik Tingkat Mahasiswa UI Jalani Rekonstruksi Pembunuhan, Pelaku Lesu

Menurut Julie Rostina Founder, situasi tersebut dilatarbelakangi minimnya literasi keluarga dan masyarakat, kurangnya komunikasi keluarga hingga rapuhnya sendi keluarga

"Gap aqil baligh tersebut akhirnya mendorong prilaku beresiko remaja," papar Julie Rostina Founder.

Baca Juga: Asal Usul Nama Kelurahan Sukatani Depok, Dua Versi Jadi Latar Belakang Penamaan Wilayah : Bagian 1

Sementara itu, Psikolog sekaligus Koordinator Rumah Keluarga dan Konseling Indonesia YMPAI, Zia A Martinis menuturkan, saat memasuki fase remaja sudah memasuki kematangan fisik atau disebut juga baligh.

Zia A Martinis menjelaskan, penting sekali bagi orang yang pernah memiliki luka masa lalu untuk diobati dan dituntaskan lukanya agar tidak mengganggu hidup mereka kelak.

Baca Juga: Penyuluhan PMT Sadarkan Pentingnya Gizi Anak

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X