RADARDEPOK.COM – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, menghelat Sarasehan lintas Komisi Kerukunan Antarumat Beragama (KKAUB), Rabu (30/7).
Mengusung tema Harmonisasi Depok Menuju Kota Bermartabat, kegiatan ini bertujuan memperkuat Kota Depok dengan kehormatan.
Kegiatan ini, turut menghadirkan berbagai tokoh lintas agama, pemuka masyarakat, dan perwakilan organisasi keagamaan se-Kota Depok.
Baca Juga: Cipayung dan Ratujaya Depok Dipasang Alat Peringatan Banjir
Walikota Depok, Supian Suri menuturkan, pentingnya memperkuat semangat toleransi dan kerukunan antarumat beragama sebagai fondasi utama pembangunan kota.
Harmoni hanya dapat tercipta jika masyarakat saling menghargai dan tidak merasa lebih tinggi dari kelompok lain.
“Menjaga keharmonisan di tengah keberagaman. Kalau boleh saya memberikan satu harapan agar keharmonisan terus terjaga, kuncinya satu: kita semua jangan mentang-mentang,” tutur Supian Suri kepada Radar Depok, Rabu (30/7).
Baca Juga: RW14 Pondok Duta Kelurahan Tugu Depok Bentuk Bank Sampah Mahkota
Terkait hubungan antarumat beragama, Supian Suri memaparkan analogi menarik. Diantaranya, seperti hubungan antara kakak dan adik dalam sebuah keluarga. Menurut dia, tidak boleh ada yang merasa dominan, entah itu mayoritas maupun minoritas.
“Kalau analoginya abang dan adik, yang besar tidak boleh mentang-mentang karena merasa paling bisa. Tapi kadang yang bungsu juga suka mentang-mentang karena merasa paling disayang. Jadi, saling menyayangi dan menghormati itulah kuncinya,” lanjutnya.
Supian turut menegaskan, pentingnya menanamkan nilai toleransi sejak dini. Terutama kepada generasi muda. Kekuatan bangsa indonesia, harus dijaga bersama mulai dari keberagaman budaya, agama, dan bahasa.
Baca Juga: 1.505 Warga Sukamaju Baru Depok Dapat Beras 20 Kilogram
“Kalau bicara tentang Indonesia, terlalu banyak faktor yang bisa membuat kita terpecah. Tapi justru dari perbedaan itulah kekuatan kita,” tegas Supian Suri.
Supian Suri berharap, warisan nilai-nilai kebersamaan dari para pendahulu bisa menjadi dasar pijakan generasi muda di tahun 2045 dalam membangun masa depan Indonesia yang gemilang.***
Jurnalis : Risky Dwi Lestari