RADARDEPOK.COM – Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan rombel 50 orang per kelas sudah berlangsung seminggu. Sejumlah kendala dikeluhkan oleh para siswa.
Misalnya yang terjadi SMAN 15 Depok. Jabbar, siswa kelas 10, mengaku suasana kelas cukup padat dan pengap, apalagi kondisi gedung yang masih bersifat sementara.
Jabbar mengatakan, dengan siswa di kelasnya mencapai 48 orang, jelas membuat suasana cukup pengap. Apalagi sampai saat ini, gedung sekolah masih menumpang.
“Jadi kurang nyaman kalau untuk belajar,” terang dia kepada Radra Depok, Selasa (29/7).
Meski demikian, sambung Jabbar, penjelasan guru masih bisa dimengerti. Walau kadangkala sukar lantaran berisik sesama teman di kelas.
Baca Juga: Tiga Nama Calon Sekda Depok Sudah Mengerucut : Walikota Pilih Mangnguluang, Abra, atau Dadang?
Senada disampaikan rekan sejawatnya, Selvi. Ia mengatakan, tetap berupaya menjalankan suasana belajar seperti pada umumnya, meski terkendala suhu panas.
“Saat ini lumayan seru karena banyak kawan juga. Kalau kurang paham bisa tanya kawan. Nyaman bisa dikatakan nyaman, namun untuk suhu dan suasana jadi panas,” kata Selvi.
Siswa lainnya, Nafiza menilai suasana keramaian dalam satu kelas, tentu harus membuat adaptasi baru.
“Menurut saya nyaman-nyaman saja karena bisa teman yang baru dan pengalaman. Saat guru sedang menerangkan materi cukup masuk-masuk saja,” katanya.
Kepala SMAN 15 Depok, Dadi menuturkan, sekolah hanya menjalankan kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Meskipun menghadapi tantangan dari sisi jumlah siswa, guru dituntut tetap mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan edukatif.
“Kalau yang namanya kebijakan, kami sebagai pelaksananya. Guru harus dituntut berinovasi. Bagaimana bisa membelajarkan anak dalam suasana yang jumlah murid banyak ataupun jumlah murid sedikit,” tutur Dadi.
Sebagai solusi, terang Dadi, pihaknya mendorong model pembelajaran kolaboratif untuk mencakup seluruh siswa. Metode ini dianggap efektif karena tidak hanya mengandalkan pemberian materi, namun melibatkan siswa secara aktif melalui kerja kelompok dan dialog terbuka.
“Sehingga anak-anak tetap diharapkan bisa terlayani sebaksimal mungkin seperti halnya siswa yang 36,” kata Dadi.
Prosesi belajar mengajar, ungkap Dadi dalam kurikulum terbaru praktik inquiry kolaboratif. Guru juga dilatih untuk menerapkan pembelajaran mendalam dan bermakna, yang menekankan pada kesadaran dan keterlibatan aktif siswa. Pembelajaran kolaboratif dalam pembelajaran mendalam, kini yang digalakan dimana siswa diajak untuk mengeksplorasi materi dengan cara menyenangkan dan bermakna.
Artikel Terkait
171 Warga Depok Berjuang Lawan HIV AIDS, Ini Datanya!
Dinilai Otoriter, PWNU Lawan Kebijakan Dedi Mulyadi: Mau Istighosah di Gedung Sate, PCNU Depok Dukung Penuh!
Tegas! Deolipa Yumara Sebut Rektorat JGU Depok Cacat Moral, Begini Penjelasannya
Ya Ampun! Kurun 2025, 93 Pekerja di Depok Kena PHK : Diprediksi Akan Meningkat Lagi
Tiga Nama Calon Sekda Depok Sudah Mengerucut : Walikota Pilih Mangnguluang, Abra, atau Dadang?
Supir Mengantuk, Tiga Warga Cimanggis Depok Tewas di Tol Trans Sumatera : Ini Kronologinya!
Kejutan! JPU Bakal Hadirkan Saksi yang Disebut jadi Orang Ketiga pada Kasus Dewan Asusila Rudy Kurniawan